Advertorial

Demi Senangkan Dewa Hujan, Suku Maya Kuno Lemparkan Anak Laki-laki ke dalam Telaga dalam Ritual Pengorbanan

Tatik Ariyani

Editor

Beberapa cenote dianggap sakral dan digunakan untuk ritual, persembahan dan pengorbanan, mengorbankan banyak anak laki-laki.
Beberapa cenote dianggap sakral dan digunakan untuk ritual, persembahan dan pengorbanan, mengorbankan banyak anak laki-laki.

Intisari-Online.com- Bangsa Maya kuno begitu memuja air. Selain dianggap punya kekuatan yang menopang kehidupan manusia, ini adalah cara untuk memuja Chaac si Dewa Hujan.

Di Meksiko kita akan menemukan banyakcenote(lubang-lubang yang terisi air). Orang Maya dulu meyakini bahwa lubang-lubang ini kerap dikunjungi Chaac.

Akibatnya, beberapa cenote dianggap sakral dan digunakan untuk ritual, persembahan dan pengorbanan, sementara lainnya untuk mandi, minum, dan lain sebagainya.

Salah satu mata air yang dianggap suci adalah Cenote Sagrado yang terletak di dekat situs arkeolog utama suku Maya Chichen Itza di Semenanjung Yucatan.

Baca Juga: Sebelum Dinikahi, Gadis 13 Tahun Suku Ini Boleh Dibawa Pulang Untuk Melakukan 'Cinta Satu Malam' Setelah Memberi Kode Ini

Cenote ini khusus digunakan untuk upacara dan pengorbanan.

Pengorbanan yang dilakukan dengan cara melemparkan orang, baik pria, wanita maupun anak-anak ke dalam air selama musim kemarau untuk menenangkan dewa air.

Baca Juga: Meski Tak Pernah Mandi, Wanita Suku Himba Diakui Sebagai Wanita Terindah di Afrika, Inilah Cara Mereka Menjaga Kecantikan Tubuh

Ketika para arkeolog mengeruk mata air pada abad ke-20, mereka menemukan lonceng emas, topeng, cangkir, cincin, potongan batu giok, dan lainnya bersama dengan tulang manusia.

Namun, pada penemuan terbaru, arkeolog meyakini bahwa pengorbanan manusia oleh bangsa Maya kuno Meksiko untuk dilemparkan ke gua-gua berisi air kemungkinan anak laki-laki dan laki-laki muda, bukannya gadis perawan.

Baca Juga: Satu Dibenci, Satu Lagi Dicintai oleh Muslim Indonesia, Tapi Dua Negara Ini Justru Diprediksi akan Kompak Bantu Amerika Serikat Jika Sampai Berperang dengan Iran

Gua-gua berfungsi sebagai sumber air bagi bangsa Maya dan juga dianggap sebagai pintu masuk ke dunia bawah.

ArkeologGuillermo de Anda dari Universitas Yucatan menyatukan tulang-tulang dari 127 mayat yang ditemukan di bagian bawah salah satu gua suci Chichen Itza dan menemukan lebih dari 80 persen kemungkinan anak laki-laki antara usia 3 dan 11 tahun.

Dia mengatakan bahwa 20 persen lainnya kebanyakan pria dewasa.

Dia mengatakan anak-anak sering dilemparkan hidup-hidup ke kuburan air mereka untuk menyenangkan dewa hujan suku Maya, Chaac.

Beberapa anak secara ritual dikuliti atau dipotong-potong sebelum dipersembahkan kepada dewa, kata de Anda.

Diperkirakan bahwa para dewa lebih menyukai hal-hal kecil, terutama dewa hujan memiliki empat pembantu yang direprsentasikan sebagai orang kecil.

Baca Juga: Fotonya Mendadak Viral, Sesosok Bayi Terlihat Terseret Diletakkan Bagian Bawah Gaun Pengantin, Wanita Ini Malah Beri Pernyataan Begini

Jadi, anak-anak ditawarkan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan Chaac.

Para arkeolog sebelumnya percaya bahwa gadis-gadis muda dikorbankan karena jenazah, yang berkisar 850Masehi sampai penjajahan Spanyol, sering ditemukan dihiasi dengan perhiasan batu giok.

Sulit untuk menentukan jenis kelamin kerangka, tetapi bukti budaya dari mitologi Maya akan menunjukkan bahwa korban muda sebenarnya adalah laki-laki.

Artikel Terkait