Baca Juga : Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang
Dibutuhkan waktu sekitar enam bulan bagi bangsa Mongon untuk menghancurkan kota ini.
Para penjajah dengan kejam membantai penduduk sebelum mereduksi mereka yang tetap menjadi budak dan membakar kota menjadi abu.
Kota ini hancur lagi pada 1720 oleh Jungars dan tidak pernah benar-benar pulih kembali.
Hingga kini kota ini menawarkan tidak lebih dari keheningan yang menakutkan dan stepa yang tak ada habisnya.
Baca Juga : Asyik Berlibur, Bocah Tak Sengaja Temukan Pedang Legendaris Excalibur Milik Raja Arthur
Meskipun ada penghancuran, legendatetap muncul dimana beberapa ritual mengejutkannya telah hidup dan muncul di tempat tersebut.
“Ada upacara keagamaan khusus di mana kami menyembelih domba dan kuda. Tapi karena ada banyak unta, kami juga menyembelih unta. Ritual ini dikenal sebagai Tas Attyk, ”kata seorang warga.
"Ritual ini berlangsung di awal musim semi, terutama ketika tidak ada hujan.".
“Daging itu dibagi dan diletakkan di atas meja untuk orang-orang, terutama orang miskin, dalam tindakan amal. Kami ingin menumbuhkan rasa kebersamaan. ”Tambahnya.
Source | : | theculturetrip.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR