Advertorial
Intisari-online.com - Kota hantu. Mendengarnya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri.
Kota ini berupa lokasi menyeramkan dengan nuansa horor di dalamnya.
Namun, kota hantu ini mungkin tak seseram yang Anda pikirkan.
Terletak di Ortar Kazakhstan Selatan, kota ini merupakan tempat dengan warisan ritual yang mengejutkan. Sialnya, nasibnya kini mulai terlupakan
Situs arkeologi ini muncul dari puing-puing dan karat.
Dijuluki kota hantu karena kondisinya yang terabaikan dan sunyi.
Kota ini menawarkan 12 "jejak hantu" berupa pemukiman abad pertengahan. Pemukiman ini disebut memainkan peran kunci di Jalur Sutra yang kesohor itu dan merupakan pusat utama perdagangan budaya dan sains.
Baca Juga :Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya
Kota menjadi salah satu kota yang berhasil dikuasi oleh orang-orang Mongol setelah menyombongkan diri sebagai kota terbesar di Asia Tengah.
Kota ini juga terletak di pertemuan Sungai Arys dan Syr Darya, yang menjadi gantungan hidup sekitar 200 ribu orang.
Beberapa cendikiawan lahir dari kota ini. Misalnya, pemikir, matematikawan, dan filsuf terkenal Al-Farabi, astronom matematika Abbas Zhauhari, ahli bahasa dan ahli geografi Iskhak Al-Farab, dan pengkhotbah Arystan-Bab.
Transformasi dramatis dari pusat kehidupan yang ramai ke kota hantu yang gersang dimulai pada tahun 1219.
Baca Juga :Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang
Dibutuhkan waktu sekitar enam bulan bagi bangsa Mongon untuk menghancurkan kota ini.
Para penjajah dengan kejam membantai penduduk sebelum mereduksi mereka yang tetap menjadi budak dan membakar kota menjadi abu.
Kota ini hancur lagi pada 1720 oleh Jungars dan tidak pernah benar-benar pulih kembali.
Hingga kini kota ini menawarkan tidak lebih dari keheningan yang menakutkan dan stepa yang tak ada habisnya.
Baca Juga :Asyik Berlibur, Bocah Tak Sengaja Temukan Pedang Legendaris Excalibur Milik Raja Arthur
Meskipun ada penghancuran, legendatetap muncul dimana beberapa ritual mengejutkannya telah hidup dan muncul di tempat tersebut.
“Ada upacara keagamaan khusus di mana kami menyembelih domba dan kuda.Tapi karena ada banyak unta, kami juga menyembelih unta.Ritual ini dikenal sebagai Tas Attyk, ”kata seorang warga.
"Ritual ini berlangsung di awal musim semi, terutama ketika tidak ada hujan.".
“Daging itu dibagi dan diletakkan di atas meja untuk orang-orang, terutama orang miskin, dalam tindakan amal.Kami ingin menumbuhkan rasa kebersamaan. ”Tambahnya.