Advertorial

Ironi di Tengah Pandemi Covid-19, Ketika Anjuran Mencuci Tangan Menjadi 'Tidak Masuk Akal' di Negara dengan Banyak Wilayahnya yang Hadapi Krisis Air

Khaerunisa

Editor

Meski terdengar sederhana, namun rupanya mencuci tangan seperti sebuah 'kemewahan' bagi masyarakat di negara ini
Meski terdengar sederhana, namun rupanya mencuci tangan seperti sebuah 'kemewahan' bagi masyarakat di negara ini

Intisari-Online.com - Cuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik merupakan imbauan yang banyak digaungkan di tengah pandemi Covis-19.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus yang kini telah memakan ratusan ribu nyawa manusia di seluruh dunia ini.

Namun, meski terdengar sederhana, namun rupanya mencuci tangan seperti sebuah 'kemewahan' bagi masyarakat di negara seperti India.

Di Desa Kaithi wilayah Bundelkhand, India Tengah Utara, hanya ada satu keran bersama untuk setiap lima rumah tangga.

Baca Juga: Mencuci Tangan Pakai Sabun Lebih Efektif Menangkal Corona, Ini Penjelasan Ahli tentang Bagaimana Kebiasaan Itu Dapat Membunuh Virus dan Bakteri

Selama dua dekade terakhir, Bundelkhand memang mengalami kekeringan selama 13 kali. Hal ini telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakatnya.

Penyebaran COVID-19 yang cepat menyebabkan orang-orang di Kaithi dan desa lainya menghadapi pilihan yang dilematis: yakni mencuci tangan atau menjaga jarak fisik. Kedua hal tersebut sulit dipraktikkan pada saat yang bersamaan.

"Kami tidak mengizinkan orang banyak untuk berkerumun di sekitar keran dan berusaha mencuci tangan sebanyak mungkin," kata warga Kaithi, Mangal Singh dilansir dari laman National Geographic (07/04/2020).

Singh meninggalkan pekerjaanya sebagai seorang supir di Delhi untuk kembali ke desa asalnya sekitar dua minggu yang lalu, tepat sebelum Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan 1.3 miliar warga India untuk tinggal di rumah selama setidaknya tiga minggu.

Baca Juga: Meski Terlihat Konyol Karena Berlari di Samping Mobil Kim Jong Un yang Anti-Peluru, Nyatanya Para Pengawal Ini Berani Mati Demi Sang Diktator

Pada 31 Maret lalu, Kementerian Air India mendesak pemerintah negara bagian untuk menyebarkan pesan yang disetujui oleh para ahli dunia. Yaitu pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik berulang kali sepanjang hari.

UNICEF juga merekomendasikan cuci tangan selama pandemi COVID-19 setelah mengunjungi ruang publik atau menyentuh permukaan di luar rumah, batuk, bersin, menggunakan toilet, atau membuang sampah sebelum dan sesudah makan. Jumlah itu setidaknya 10 kali dalam satu hari.

Namun, menurut Nilanjana Bhowmick dalam tulisannya di National Geographic, bagi India dan banyak negara berkembang, pesan tersebut mengabaikan pertanyaan penting: bagaimana jika Anda tidak memiliki air bersih yang cukup?

Baca Juga: Sudah Mendekati Musim Panas, Benarkah Virus Corona Akan Segera Lenyap Pada Cuaca yang Panas, Ilmuwan Bocorkan Fakta Ini

Bhowmick menyampaikan, di pedesaan India, mencuci tangan adalah suatu kemewahan. Sebab, masing-masing keluarga yang mencuci tangan setidaknya 10 kali dalam satu hari bisa menghabiskan 80 liter air.

Tahun lalu, Chennai, kota terbesar keenam di India, kehabisan air selama musim kemarau yang berkepanjangan. NITI Aayog, sebuah lembaga think tank untuk pemerintah India merilis sebuah laporan krisis air yang sedang berlangsung di sana.

Setidaknya ada 82 persen rumah pedesaan atau 146 juta rumah yang tidak memiliki ledeng air.

Lalu, ada 60 persen rumah tangga di perkotaan yang juga tidak memilikinya.

Baca Juga: 'Kami Juga Takut Bila Sakit Tidak Ada yang Mau Merawat', Begini Curahan Hati Warga Sewakul Semarang yang Dapat Imbas Insiden Penolakan Pemakaman Jenazah Perawat Positif Covid-19,

Masalah di India bukan hanya kekurangan infrastruktur. Menurut laporan Bank Dunia, lebih dari setengah distrik di India terancam oleh penipisan atau pencemaran air tanah.

Bahkan tahun ini, hampir 33 persen dari wilayah India sudah mengalami kekeringan sebelum musim panas.

Daerah yang terkena dampak banyak dari pedesaan India. Mereka bergantung pada truk tangki air pemerintah untuk memberikan maksimum 20 hingga 25 liter per orang dalam satu hari.

Ukuran ini cukup untuk mencuci tangan mencegah COVID-19 tetapi jika penduduk desa tidak melakukanya untuk hal lain.

Baca Juga: Ilmuwan Jerman Sebut Replikasi Virus Corona di Tenggorokan Membuatnya Mudah Ditularkan, Julur-julurnya Lebih Mudah Menyatu dengan Sel Manusia

Amar Habib, seorang pemimpin gerakan petani lokal mengatakan bahwa di negara bagian tempat Habib tinggal dan kerja di Marathwada juga terdampak kekeringan.

Truk pemerintah seringkali tidak muncul di desa. Bahkan menurutnya, cuci tangan selama 20 detik adalah hal yang tidak masuk akal.

"Pedesaan India tidak memiliki cukup air untuk terus mencuci tangan setiap hari," ucap Habib di National Geographic (07/04/2020).

Kelangkaan air di pedesaan India juga dibarengi dengan sikap orang pedesaan acuh terhadap kebiasaan mencuci tangan.

Baca Juga: 'Kami Juga Takut Bila Sakit Tidak Ada yang Mau Merawat', Begini Curahan Hati Warga Sewakul Semarang yang Dapat Imbas Insiden Penolakan Pemakaman Jenazah Perawat Positif Covid-19,

Menurut survei pemerintah, sekitar 70 persen dari mereka mencuci tangan tanpa sabun sebelum makan, sementara lebih dari 30 persen lainya mencuci tangan setelah buang air besar.

Kurangnya kesadaran kebersihan tangan membuat masyarakat desa rentan terhadap penyakit menular.

Di India, hampir 21 persen penyakit menular termasuk kolera, disentri, hepatitis A, dan tifus ditularkan melalui air yang dapat dicegah bila mencuci tangan dengan lebih baik.

Baca Juga: Istri Tewas Lalu Suami dan Anaknya Terlempar karena Tersambar Petir: Hati-hati, Petir Paling Ganas di Dunia Ada di Indonesia, di Sini Lokasinya

Infrastuktur juga menjadi hal yang penting. Sebuah laporan yang dirilis oleh WHO dan UNICEF mengatakan bahwa pada 2017, tiga miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki fasilitas dasar di rumah untuk mencuci tangan dengan sabun dan air.

Lebih dari 670 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka dan 700 juta lainnya menggunakan fasilitas yang kurang baik dan tidak bersih.

Yusuf Kabir, seorang spesialis WASH di UNICEF Maharashtra mengatakan kepanikan COVID-19 justru menghadirkan "peluang unik" untuk meyakinkan masyarakat guna meningkatkan kebersihan mereka.

"Hal ini memungkinkan untuk mempertahankan rutinitas cuci tangan yang baik dengan air yang terbatas," kata Kabir.

Baca Juga: Warga Indonesia Boleh Bernapas Lega, Jumlah Pasien Virus Corona yang Sembuh Melonjak Tajam, 'Ini Sebuah Optimisme Bagi Kita'

Sebelumnya, Perdana Menteri Modi, menanggapi krisis pada 2019, berjanji akan menyediakan air pipa untuk setiap rumah tangga di pedesaan dengan kecepatan 55 liter air per orang pada tahun 2024.

Hadirnya COVID-19 diyakini membawa manfaat pada kebersihan masyarakat ketika pandemi berlalu, menurut CEO Water Aid India V.K Madhavan.

"Kebersihan tangan berpotensi menjadi bagian dari perilaku seseorang," ucap Madhavan di halaman National Geographic.

Baca Juga: Selama Ini Disembunyikan China, Ilmuwan Penemu Virus Corona Ini Dibungkam Setelah Berhasil Menguak Misteri Virus Corona Ini

Artikel ini telah tayang di Nationalgeographic.grid.id dengan judul Cuci Tangan Bantu Hentikan COVID-19. Tetapi Air Langka di India

Artikel Terkait