Advertorial

Jadi Kuburan Khusus Jasad-jasad Tak Diakui yang Dimakamkan oleh para Narapidana, Pulau Ini akan Jadi Kuburan Pasien Covid-19 di New York

May N

Editor

Intisari-online.com -Seiring dengan berjalannya waktu, penyebaran virus Corona masih belum menunjukkan pelambatan.

Jika China memegang rekor pasien terbanyak pada Februari sampai Maret, kini negara tirai bambu tersebut sudah 'dikalahkan' oleh jumlah pasien di Jerman, Perancis, Italia dan Spanyol.

Serta, bertengger di posisi paling atas adalah negara adidaya Amerika Serikat.

Amerika menjadi negara dengan pasien Covid-19 tertinggi di dunia, mencapai 468.799 pasien.

Baca Juga: 'Niat Baik' Kim Jong Un Luncurkan Layanan untuk Hibur Rakyat Korea Utara Sepertinya Bikin Warganya Tetap Tak Puas, Alasannya?

Kematian di Amerika mencapai 16.697 jiwa.

Jumlah pasien Covid-19 di Amerika hampir 4 kali lipat dari pasien di Spanyol, Italia, Perancis dan Jerman.

Meski begitu, jumlah kematian tertinggi terjadi di Italia, dengan jumlah kematian 18.279 jiwa.

Menurut worldometers.info, total kasus tertinggi di Amerika berada di New York.

Baca Juga: Sosok Mantan Suami Donna Harun Nyaris Tak Terekspos, Ia Merupakan Cucu Soekarno yang Punya Gurita Bisnis dan Kekayaan Mumpuni!

Jumlah kasus di sana mencapai 161.504 jiwa, hampir sama dengan jumlah pasien di seluruh Spanyol sendiri.

Jumlah kematian di New York pun tujuh kali lipat dari negara bagian lain.

Jika New Jersey mencatat angka kematian mencapai 1.700 jiwa, New York capai 7.067 jiwa meninggal dunia.

Setiap harinya ada lebih dari 30 ribu kasus baru di Amerika Serikat.

Baca Juga: Takut Pesawatnya Jadi Bahan Ejekan Saat Pertemuan Bersejarah di Singapura, Kim Jong Un pun ‘Digendong’ Pesawat VVIP Boeing 747-400 China Buatan Amerika

Melansir South China Morning Post pada 8 Maret 2020 New York telah mendeklarasikan status darurat akibat penyebaran tanpa henti tersebut.

Jumlah kematian yang sangat tinggi tersebut telah membuat kota New York kewalahan dalam mengurus jenazah para pasien yang meninggal.

Akhirnya, lokasi yang mereka pilih adalah sebuah pulau tidak dihuni bernama Hart Island (Pulau Hart).

Melansir nypost.com, juru bicara balaikota telah mengkonfirmasi hal tersebut pada Kamis kemarin.

Baca Juga: Gunakan Ancaman Uni Soviet Sebagai Senjata, Akal Bulus Amerika untuk Menyerang Inggris Sebagai Cara Memulai Perang Dunia 3 Terkuak Lewat Foto-foto Ini

Pulau Hart adalah pulau yang tidak dihuni oleh siapapun.

Namun, pulau itu digunakan untuk memakamkan jenazah yang tidak diklaim oleh siapapun.

Atau, orang-orang yang meninggal tanpa keluarga.

"Sudah puluhan tahun pulau Hart digunakan untuk mengubur jenazah tanpa keluarga.

Baca Juga: Setiap Kali Marah, Kim Jong-un Luncurkan Rudal Balistik yang Harga Satuannya Mencapai Rp13 Miliar, Apa Tidak Rugi?

"Kami akan tetap gunakan pulau itu seperti biasanya selama krisis ini.

"Jenazah Covid-19 yang cocok dengan deskripsi tersebut akan dimakamkan di pulau tersebut beberapa hari ke depan," ujar Juru bicara walikota Freddi Goldstein.

Awalnya, walikota Bill de Blasio mengatakan jika rencananya adalah memakamkan jenazah Covid-19 di pulau Hart sementara waktu saja.

Namun rencana sementara itu segera berubah menjadi permanen.

Baca Juga: Gara-gara Corona, Tidak Ada Cuti Lebaran Tahun Ini, Sebagai Gantinya Pemerintah Beri Ini di Akhir Tahun

Segera, beredar foto-foto baru di hari Kamis yang tunjukkan hampir lusinan pekerja kontraktor dengan APD mengubur peti mati kayu di pemakaman massal.

Foto tersebut rilis seminggu setelah New York Post mempublikasikan foto drone yang menangkap napi menguburkan hampir 24 jenazah.

Protokol resmi memang memberikan tugas pemakaman ini kepada para napi untuk menguburkan mayat anonim dan tanpa keluarga.

Baca Juga: Kisah Unik di Balik Sepatu Bung Karno yang Bolong dan Aksi 'Pamer' Jari Kaki di Depan Dua Artis Senior Papan Atas: 'Beliau Tidak Sungkan Memperlihatkan Jarinya'

Rata-rata pemakaman terjadi 25 pemakaman per minggu.

Namun beberapa hari ini pemakaman dilakukan oleh kontraktor swasta, alih-alih para napi.

Baca Juga: Terancam Denda Rp100 Juta Jika Melanggarnya, Inilah Aturan Kendaraan Pribadi saat PSBB di Jakarta, dari Jumlah Penumpang sampai Kelengkapan

Pemakaman yang biasanya berlangsung seminggu sekali juga menjadi rutin 5 kali seminggu.

Kamis kemarin ada setidaknya 40 kotak kayu dikubur di tanah yang baru saja digali.

Jasad dibungkus dengan kantung mayat dan diletakkan di kotak dari kayu pinus, dengan nama mereka diukir di atas kotak.

"Mereka menambahkan 2 parit baru jika kami memerlukannya," ujar Jason Kersten, juru bicara Departemen Permasyarakatan kepada Reuters.

Baca Juga: Kisah Sedih Seorang Istri yang Hamil Tua Meninggal Positif Corona Sementara Suaminya Dikarantina di Penjara

"Untuk menjaga jarak dan alasan keamanan, napi tidak ditugaskan untuk lakukan pemakaman saat pandemi ini."

Pengubahan sistem ini bertujuan agar tidak terjadi penyebaran virus Corona di lapas New York.

Dengan kebijakan baru, Petugas Peneliti Medis akan menahan jenazah selama 14 hari sebelum dikirim untuk dimakamkan jika masih tidak diklaim oleh siapapun.

Ditanya awal pekan ini apakah pasien yang diduga memiliki virus corona termasuk di antara yang mati, para pejabat mengatakan mereka tidak yakin karena tidak diketahui apakah beberapa orang yang meninggal tidak dites.

Baca Juga: 30 Tahun Tertutup Polusi, Kini Berhembus Kabar Gembira di Tengah Pandemi Covid-19: Pegunungan Himalaya Terlihat dari India dan Malam Berbintang

Penghitungan COVID-19 di kota tersebut diyakini tidak akurat karena “kemungkinan kasus” dari mereka yang ditemukan meninggal di rumah mereka tidak diuji.

Melinda Hurt, direktur Proyek nirlaba Pulau Hart mengatakan minggu ini jika 23 orang telah dikubur akhir Kamis kemarin, tanggal yang biasanya digunakan untuk pemakaman di pulau tersebut.

Jumlah jasad yang dikubur telah meningkat tajam.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait