Sebegitu rumitnya masalah sosial ekonomi politik global sehingga saat filsuf Jurgen Habermas dan teolog Joseph Ratzinger (kemudian menjadi Paus Benedict XVI) berdiskusi di Munich pada tahun 2004 banyak pertanyaan belum terjawab.
Dua pemikir besar ini menyebut orang-orang zaman ini adalah masyarakat Post Secular. Dalam Post Secular tidak ada dominasi di antara politik, ekonomi dan sosial.
Semua sisi harus berkembang bersama jika ingin menjadi besar. Tidak bisa meninggalkan satu sisi. Jika ingin bergegas, haruslah bersama.
Pandemi Baru
Hal yang sama dalam fenomena bergegas dan melambat kembali terjadi di masa Revolusi Industri 4.0. Dunia yang kemarin terasa begitu cepat; kerja, kerja dan kerja. Para pekerja dibuat seperti robot yang terdisrupsi dari aktivitas sosialnya di dunia nyata.
Kompetisi sebagai bagian yang mencemaskan di era yang harus serba cepat ini, tanpa kita waspadai dengan cermat nyatanya tiba-tiba dunia kembali melambat.
Pandemi global virus SARS-Cov-2 seakan mengulang kembali kejadian serupa saat H1N1 menyerang. Manusia harus terkurung atau mengurung diri di dalam rumahnya. Aktivitas sosial, ekonomi industri melambat di tingkat lokal, regional, nasional hingga Internasional.
Mereka yang awalnya selalu bergegas sekarang ikut rebahan sebagai kondisi yang dapat dipinjam dari keadaan normal sebelumnya dalam menggambarkan cara memperlambat keadaan yang bergegas dewasa ini.
Kemarin, tak kita pungkiri bahwa dalam tuntutan yang serba cepat kita juga ingin rebahan, karena zaman bergegas di Revolusi Industri 4.0 telah mendisrupsi kehidupan. Pada akhirnya pandemi memberi jeda bagi semuanya untuk kembali ke titik yang lambat dan menyelami kehidupan rasional spiritualnya.
Kekuatan dari Revolusi Industri 4.0 sangat diharapkan menjadi penyelamat dunia dewasa ini. Revolusi Industri 4.0 dengan teknologinya sangat berguna dalam pengambilan keputusan agar tidak jatuh semakin banyak korban dan menghindari runtuhnya kartu domino di segala sektor kehidupan.
Seharusnya dengan teknologi komunikasi dan informasi serta Big Data akan membantu proses pengambilan keputusan dari pemetaan berbagai macam informasi.
Selain itu hubungan Internasional dan kerjasama berbagi informasi mampu mempercepat penanganan pandemi untuk menemukan vaksin. Semoga seluruh stakeholder dan masyarakat secara beriringan dan sejalan mampu melewati wabah ini.
Penulis | : | None |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR