Advertorial

Satu Keluarga di Sumatera Utara Ini Dikucilkan Hingga Dijauhi Warga Karena dikira Menderita Covid-19 Faktanya Kondisinya Ternyata Seperti Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Warga langsung menuduhnya terinfeksi Covid-19, karena ada kabar bahwa nenek tersebut  mengunjungi cucunya yang tidak boleh dikunjungi siapapun.
Warga langsung menuduhnya terinfeksi Covid-19, karena ada kabar bahwa nenek tersebut mengunjungi cucunya yang tidak boleh dikunjungi siapapun.

Intisari-online.com - Satu keluarga di Huta III, Nagori Panombean Marjani Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara mendadak dikucilkan tetangganya.

Hal itu lantaran isu yang beredar bahwa satu keluarga itu menderita Covid-19.

Mengutip Tribunnews, pada Jumat (3/4/2020), kekhawatiran warga itu disebabkan ada satu anggota keluarga yang dirawat di RSUP Adam Malik, Medan.

Pasalnya Rumah Sakit itu memang dikenal sebagi rujukan Covid-19.

Baca Juga: Tiga Ratus Polisi di Sukabumi Positif Terinfeksi Covid-19, Asal Muasalnya Dari Siswa Alami Demam Berdarah, Adakah Kaitan Kedua Penyakit Tersebut?

Diterangkan oleh Pengulu Nagori Panombean Marjanji, Henri Siahaan Kamis (2/3/20) bahwa ada kesalahpahaman yang terjadi antara warga dengan keluarga tersebut.

"Begini ceritanya, ada seorang nenek, warga kami yang menjemput cucunya di RSUP Adam Malik karena menantunya sedang dirawat di sana," katanya.

Saat itu tentu anaknya gak ada yang merawatnya," terangnya.

Kemudian warga langsung menuduhnya terinfeksi Covid-19, karena ada kabar bahwa nenek tersebut mengunjungi cucunya yang tidak boleh dikunjungi siapapun.

Baca Juga: Kisah Tragis Mantan Pacar Kim Jong-Un, Dieksekusi Mati Setelah Video 'Skandal' Dewasanya Terbongkar, Kehidupanya Juga Pontang-panting Setelah Putus dari Sang Diktator

Hal ini memunculkan dugaan bahwa nenek itu menderita Covid-19.

Sekembalinya ke Tanah Jawa nenek dan cucunya itu sempat tak berani didekati oleh warga karena takut tertular Covid-19.

Bahkan sempat menunggu beberapa lama untuk tumpangan ke tanah Jawa.

Karena khawatir mereka para warga juga menelpon Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk menahan nenek dan cucunya.

"Aku ditelepon Camat makanya sedih, jangan-jangan memang corona," ujarnya.

Maka dipanggilan Bhabinsa da Bhabinkamtibmas untuk melihat apa yang terjadi.

Baca Juga: Memilukan, Foto Ini Ungkap Saat Pria Dewasa yang Sehat Mencuri Jagung dari Seorang Anak yang Kelaparan, Begini Kisah di Baliknya

Dari yang diketahui ternyata si nenek dan cucu mengalami penyakit lambung dan paru-paru bukan seperti yang dituduhkan oleh warga.

Masyarakat pun lega mendengar jawaban tersebut.

Tak lama kemudian, nenek dan cucunya 26 tahun diizinkan kembali pulang ke rumahnya.

Namun, mereka tetap dianggap sebagai Orang Dalam Pantauan (ODP) karena pulang dari daerah lain.

Henri mengatakan kasus ini layaknya dijadikan pembelajaran bagi semua orang agar jangan mudah dan cepat menuding orang.

Ia dan camat setempat sepakat akan melaporkan siapapun warga yang mengusir orang saat berkunjung ke kampungnya.

Baca Juga: WHO Dihujani Kritikan Setelah China Dituduh Melakukan Kebohongan Ini Untuk Menutupi Virus Corona, Isu Perang Dingin AS vs China Pun Mulai Menyeruak

"Makanya kalau ada warga yang mau asal ngusir tanpa ada pembicaraan, kita laporkan aja ke polisi," tambahnya.

Diakuinya, kesalahpahaman ini hanya karena tuduhan, korban dirawat di rumah sakit Adam Malik yang menjadi rujukan Covid-19.

Sehingga warga asal tuduh tanpa mengetahui kondisi sebenarnya.

Padahal kondisi keluarga itu sedang dalam musibah malah dikucilkan tetangganya sendiri.

Setelah kasus itu, warga patungan untuk memberikan sembako pada si nenek karena status mereka ODP selama 14 hari.

Keluarga tersebut diminta melakukan karantina mandiri demi keamanan semua orang.

Artikel Terkait