Advertorial
Intisari-Online.com - Satu per satu kabar baik tentang kesembuhan pasien covid-19 sedikit banyak memberikan kelegaan bagi masyarakat.
Namun, di sisi lain timbul kekhawatiran tentang kemungkinan mereka bisa kembali tertular virus tersebut.
Sejauh ini, di Indonesia sendiri sudah ada 9 pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh.
Jumlah tersebut berasal dari total 172 pasien positif corona di Indonesia.
Kesembuhan pasien virus corona menjadi semangat positif tersendiri bagi orang-orang yang berada dalam kepanikan akibat penyebaran covid-19 yang begitu pesat.
Sementara tentang apakah pasien yang pernah terinfeksi covid-19 bisa tertular untuk kedua kalinya juga menjadi perbincangan di kalangan imuwan.
Melansir Kompas.com (18/3/2020), bahkan hal tersebut menjadi salah satu kekhawatiran terbesar mereka.
Untuk itu, beberapa ilmuwan memberikan pendapatnya.
Baca Juga: Berapa Lama Kita Harus Lakukan Social Distancing? Ini Jawaban Ahli
Sir Patrick Vallance, kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris dan Prof Chris Whitty, kepala penasihat medis Boris Johnson, berusaha meyakinkan masyarakat.
Keduanya menyebut jika orang yang pernah terinfeksi virus corona akan memiliki kekebalan dan sangat jarang tertular infeksi lagi.
Vallace mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa seseorang bisa tertular suatu virus untuk kedua kali.
Menurutnya, jika ada beberapa orang yang terkena virus menular untuk kedua kali, itu sangat jarang.
Sementara itu, Prof. Mark Harris, ahli virologi di Leeds University, mengatakan infeksi ulang virus corona tidak mungkin terjadi.
Namun, ia menambahkan bahwa ada beberapa bukti dalam literatur ilmiah untuk infeksi virus corona yang terus menerus, khususnya pada hewan kelelawar.
Prof Jon Cohen, profesor emeritus penyakit menular di Brighton and Sussex Medical School juga ikut menanggapi hal ini.
Ia menyampaikan jika belum dilakukan tes antibodi untuk infeksi covid-19, namun berdasarkan infeksi virus lain, umumnya pasien yang sudah pernah terinfeksi akan menjadi kebal.
"Jawabannya adalah kami belum tahu (tentang infeksi ulang) karena kami belum memiliki tes antibodi untuk infeksi, walaupun kami akan segera mendapatkannya."
"Namun, berdasarkan infeksi virus lain, begitu seseorang terinfeksi, mereka umumnya akan kebal dan tidak terkena lagi. Akan selalu ada pengecualian, namun itu ekspektasi yang masuk akal," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh pejabat Dubai Health Authority (DHA).
Ia mengatakan bahwa tidak ada informasi medis yang mendukung klaim bahwa infeksi virus corona dapat muncul kembali pada seseorang yang sudah pulih darinya.
"Kemungkinan infeksi ulang sangat kecil," katanya.
Pasien Sembuh Kembali Terinfeksi Terjadi di Jepang
Sebelumnya, pada akhir Februari lalu, pemerintah Jepang melaporkan bahwa seorang wanita yang bekerja sebagai pemandu bus wisata berusia 40-an tahun telah terinfeksi virus corona untuk kedua kalinya.
Setelah dinyatakan sembuh dan negatif Covid-19 dari infeksi sebelumnya, sebulan kemudian dia dites lagi dan hasilnya positif.
Pasien itu merupakan warga Osaka di Jepang Barat.
Dia pertama kali dites positif terkena virus corona pada akhir Januari, kemudian dipulangkan dari rumah sakit setelah dinyatakan sembuh.
Pada 26 Februari, dia merasa bagian tenggorokan dan dadanya sakit.
Dia memeriksakan diri dan hasil laboratorium menunjukkan perempuan itu kembali positif Covid-19.
Selain Jepang, China juga pernah melaporkan kasus serupa pada awal Februari.
Di mana pasien yang sudah dinyatakan sembuh kembali terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Kejadian tersebut yang menjadi salah satu pembahasan di antara para ilmuwan.
Namun, kita bisa menjadi sedikit lega karena kebanyakan ilmuwan meragukan tentang kemungkinan pasien sembuh bisa tertular kembali.
Meski begitu, baiknya semua orang tetap waspada dan melakukan berbagai upaya pencegahan agar terhindar dari pandemi ini.