Pentagon telah berulang kali mengatakan jika China tunjukkan ancaman serius terhadap keamanan regional, serta mengatakan jika investasi besar-besaran China untuk militer bertujuan untuk menggapai dominasi regional.
"Seiring berjalannya waktu, kami melihat mereka merebut pulau militer di Laut China Selatan, dan dengan cepat memodernisasi pasukan bersenjata mereka, sementara mereka mengejar teknologi untuk capai kepemimpinan dan membentuk dunia untuk kepentingan mereka," ujar Mark Esper Sekretaris Pertahanan Amerika.
Amerika sebelumnya telah mengeluarkan protes diplomatik saat Amerika mengatakan militer China telah gunakan senjata laser untuk melawan pesawat Amerika.
Ada juga insiden yang terjadi di negara Afrika Timur, Djibouti, tempat kedua negara memiliki pangkalan militer.
Tahun 2018, pemerintah Amerika menuduh pasukan China yang bertugas di Djibouti mencelakai pilot Amerika dengan laser yang ditembakkan ke pesawat C-130J.
Sementara itu melansir Business Insider, juru bicara armada kapal Pasifik mengatakan jika senjata tersebut sepertinya menjadi bagian dari sistem persenjataan perang China.
Kejadian di Samudera Pasifik tersebut persisnya terjadi 380 mil dari Guam, tempat Amerika memiliki pangkalan militer.
Kapal China yang saat itu adalah kapal nomor 161, tipe 062D Luyang penghancur kelas III.
Armada kapal Pasifik telah menuduh kapal perang China melanggar peraturan internasional, termasuk persetujuan di laut, dengan menarget pesawat perang yang sedang beroperasi di atas perairan internasional.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR