Advertorial
Intisari-online.com -Sebagai langkah pertolongan pertama, obat tradisional dapat diandalkan untuk mengatasi demam.
Banyak orangtua panik, bila mendapati suhu tubuh anaknya di atas rata-rata atau sering disebut demam.
Sebagai pertolongan pertama, umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia seperti golongan parasetamol, asam salisilat, ibuprofen, dan lain-lain.
Jarang sekali orangtua yang langsung teringat untuk memberikan obat-obatan tradisional.
Padahal, obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat ini, tak kalah ampuhnya sebagai pengusir demam.
Malah, obat-obatan tradisional memiliki kelebihan, yaitu toksitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia.
Jadi, relatif lebih aman, dan bahkan tidak ada efek sampingnya bila penggunaannya benar.
Soalnya, kandungan tanaman obat bersifat kompleks dan organis, sehingga dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak.
Baca Juga: 4 Manfaat Labu Siam untuk Perkembangan Bayi, Salah Satunya Bantu Sempurnakan Susunan Sistem Saraf
Selain itu, harganya pun lebih murah.
TIGA JENIS DEMAM
Namun, sebelum mengenal lebih jauh tentang tanaman obat penurun panas, perlu dipahami lebih dulu pengertian demam.
Demam pada anak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38 C.
Penyebabnya beragam yakni infeksi virus (seperti flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan lain-lain), bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).
2. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).
3. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.
Nah, dari ketiganya, hanya demam yang disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi sajalah yang memerlukan obat penurun panas.
Untuk mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan tradisional yang diminum, dapat juga diberikan baluran atau kompres untuk membantu.
Akan halnya demam fisiologis, tak diperlukan obat-obatan penurun panas karena umumnya jarang melebihi 38 C.
Untuk menurunkan suhu tubuh, cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan berada dalam ruangan berventilasi baik atau berpendingin.
ANEKA OBAT TRADISIONAL PENURUN PANAS
Inilah beberapa pilihan obat penurun panas tradisional yang dapat dicoba.
Penting diperhatikan, dosis yang tercantum pada ramuan berikut adalah dosis untuk orang dewasa.
1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)
Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas.
Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya putih kekuningan, rasanya pahit.
Caranya:
Cuci bersih 10 g umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata.
Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.
2. Kunyit (Curcuma longa)
Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan).
Selain sebagai penurun panas, campuran ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya oranye.
Caranya:
Cuci bersih 10 g umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata.
Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis.
Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.
3. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)
Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda.
Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah.
Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda.
Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain.
Baca Juga: Video Pengemasan Masker yang Diduga Masker Bekas Viral, Begini Cara Membuang Masker yang Benar
Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu.
Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.
Caranya:
Cuci bersih 10 g rimpang temulawak.
Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata.
Setelah dingin, peras, ambil sarinya.
Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata.
Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.
(Muflika Nur Fuaddah)