Advertorial

18 Tahun Berperang di Afghanistan, Amerika dan Taliban Sepakati Gencatan Senjata Sementara Waktu, Dimulai Sabtu Ini

May N

Editor

Intisari-online.com -Amerika Serikat sedang mempersiapkan tandatangani perjanjian dengan Taliban pada 29 Februari.

Kesepakatan tersebut tujuannya untuk kurangi kekerasan yang telah lama terjadi di Afghanistan, seperti dikatakan oleh Mike Pompeo, Menteri Sekretaris Negara, Jumat (21/2/2020).

"Melalui kesepakatan ini diharapkan bisa membuat kedua belah pihak maju dan bahas isu lainnya" ujarnya dalam pernyataan yang dirilis setelah mengunjungi Arab Saudi.

Gencatan senjata selama seminggu antara Taliban, tentara Amerika dan pasukan keamanan Afghanistan tersebut akan dimulai sejak Sabtu (22/2/2020) mendatang, seperti diungkapkan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional Afghanistan Javed Faisal Jumaat (21/2/2020).

Baca Juga: 4 Manfaat Labu Siam untuk Perkembangan Bayi, Salah Satunya Bantu Sempurnakan Susunan Sistem Saraf

Hal ini akan jadi tindakan bersejarah setelah lebih dari 18 tahun konflik di Afghanistan, dan diharapkan, mengarah ke berakhirnya perang.

Setelah ditandatangani pada 29/2/2020, negosiasi inter-Afghanistan akan dimulai, diharapkan dilaksanakan di ibu kota Qatar, Doha, jelas Pompeo.

Mereka akan "membangun langkah dasar untuk menuju gencatan senjata permanen dan komprehensif dan peta politik masa depan Afghanistan.

"Satu-satunya cara mencapai kedamaian berkelanjutan di Afghanistan adalah dengan para warga bergerak bersama dan setuju mulai maju."

Baca Juga: Viral Potret Pengemis Cilik Todongkan Pistol ke Pengendara Mobil di Lampu Merah, Ternyata Ini Fakta Dibaliknya

Diplomat top Amerika mengatakan akan ada tantangan, tetapi progres yang dibuat sejauh ini "tawarkan harapan dan tunjukkan kesempatan nyata."

Asal mula gencatan senjata

Pada Desember 2018, Taliban mengumumkan bahwa mereka akan bertemu pejabat AS untuk mencoba menemukan "peta jalan menuju perdamaian".

Namun para militan terus menolak untuk mengadakan pembicaraan resmi dengan pemerintah Afghanistan, yang mereka anggap sebagai "boneka" Amerika.

Baca Juga: 'Disepelekan' Para Pejabat Pemerintah, Faktanya Salah Ketik Bisa Berakibat Sangat Fatal, Mulai dari Hancurkan Satelite Sampai Hilangkan Uang Rp4,7 Triliun

Setelah sembilan putaran perundingan AS-Taliban di Qatar, kedua belah pihak tampaknya hampir mencapai kesepakatan.

Negosiator utama Washington mengumumkan pada bulan September bahwa AS akan menarik 5.400 tentara dari Afghanistan dalam waktu 20 minggu sebagai bagian dari kesepakatan yang disepakati "secara prinsip" dengan para militan Taliban.

Namun beberapa hari kemudian, Trump mengatakan pembicaraan itu "mati", setelah kelompok militan itu mengaku membunuh seorang tentara AS.

"Mereka berpikir bahwa mereka harus membunuh orang untuk menempatkan diri mereka dalam posisi negosiasi yang sedikit lebih baik," katanya kepada wartawan, menyebut serangan itu "kesalahan besar".

Baca Juga: Polisi Dibuat Kebingungan Saat Temukan Truk yang Mengirim Otak Manusia yang Disimpan Dengan Cara Ini, Alasan Ini yang Buat Polisi Kebingungan

Dalam beberapa bulan sejak kesepakatan itu runtuh, sejauh ini tidak ada let-up dalam pertempuran.

Taliban telah memperingatkan bahwa AS akan "kehilangan paling banyak" dengan membatalkan pembicaraan.

Sejak 2011, Qatar telah menjamu para pemimpin Taliban yang telah pindah ke sana untuk membahas perdamaian di Afghanistan.

Ini merupakan proses yang sulit.

Baca Juga: Tak Habis Pikir, Wanita Ini Paksa Siswi SMP Lakukan Threesome Bersama Suaminya , Semakin Berani Setelah Paksa Korbannya Lakukan Ini Agar Tak Hamil

Kantor Taliban dibuka pada 2013 , tetapi ditutup pada tahun yang sama di tengah barisan bendera.

Upaya pembicaraan lainnya terhenti.

Qatar juga menjadi tuan rumah konferensi besar pada bulan Juli yang menyetujui peta jalan bagi perdamaian Afghanistan.

Secara signifikan itu termasuk baik pejabat pemerintah Taliban dan Afghanistan, meskipun yang terakhir hadir dalam "kapasitas pribadi".

Baca Juga: Maia Estianty Curi Perhatian dengan Potongan Rambut Pendek di Usia 40-an, Inilah 5 Keuntungan Memiliki Rambut Pendek, Salah satunya Bikin 'Sang Mahkota' Lebih Kuat, Mau Coba?