Advertorial

Ashraf Sinclair Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung di Usia 40 Tahun, Ini Alasan Mengapa Banyak Orang Muda Sekarang yang Mengalami Serangan Jantung

Tatik Ariyani

Editor

Kaum muda yang berusia di bawah 40 tahun kini mengalami peningkatan terkena serangan jantung. Apa yang menjadi penyebabnya?
Kaum muda yang berusia di bawah 40 tahun kini mengalami peningkatan terkena serangan jantung. Apa yang menjadi penyebabnya?

Intisari-Online.com– Kabar meninggalnya suami Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair, mengejutkan banyak orang pagi ini, Selasa (18/2/2020).

Ashraf meninggal dunia pagi hari tadi pada pukul 04.51 WIB karena serangan jantung pada usia 40 tahun.

Terlepas dari kabar meninggalnya Ashraf, saat ini tingkat serangan jantung untuk orang berusia di bawah 40 tahun semakin meningkat.

Beberapa dekade terakhir, usia lanjut telah ditetapkan sebagai salah satu faktor risiko terbesar untuk serangan jantung.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung: 1 Bulan Sebelum Serangan Jantung, Tubuh Sudah Tunjukan 6 Sinyal Ini, Waspada!

Risiko ini biasanya mempengaruhi pria 50 tahun ke atas dan wanita yang berusia lebih dari 65 tahun.

Namun sekarang, mereka yang berusia di bawah 40 tahun pun rentan mengalami serangan kardiovaskular ini.

"Ada beberapa alasan mengapa serangan jantung kini melanda orang muda," kata ahli jantung Luke Laffin.

Salah satu faktor risiko terbesar, menurut Laffin adalah meningkatnya pendrita diabetes tipe 2 di kalangan muda.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung, Ini 5 Gejala Awal Serangan Jantung, Salah Satunya Sendawa

Ada tiga faktor utama penyebab meningkatnya penderita diabetes tipe 2.

Pertama adalah pola makan keliru dan konsumsi makanan olahan yang terlalu tinggi. Lalu, obesitas dan gaya hidup pasif atau menurunnya aktivitas fisik turut menyumbang risiko diabetes tipe 2.

"Kami sekarang melihat serangan jantung terjadi pada pria muda yang masih berusia 25 atau 35 tahun. Dua puluh tahun lalu ini jarang terjadi" kata Dr. Laffin.

Laffin mengatakan, perubahan gaya hidup selama beberapa dekade terakhir bisa menjadi faktor penyebabnya.

Baca Juga: Gudang Penyimpanan dengan Sistem Pendingin sebagai Cara Jitu agar Hasil Pertanian Tidak Cepat Membusuk

Terjadi pergeseran dalam kehidupan sehari-hari, misalnya munculnya jasa makanan siap antar dan malasnya orang bergerak atau berolahraga.

Selain itu, terlalu sering menggunakan waktu untuk bermain ponsel membuat banyak orang menurunkan aktivitas fisiknya dalam beberapa dekade terakhir.

Pada kenyataannya, pergeseran gaya hidup ini membuat para ahli tak terkejut dengan fakta meningkatnya serangan jantung di kalangan muda.

"Kebiasaan buruk ini mulai di masa kanak-kanak hingga sekarang. Perlu ada perhatian pada betapa pentingnya pencegahan dan melakukan perubahan," kata " Dr. Laffin.

Baca Juga: Terkait Pensiunan PNS Dapat Rp 1 Miliar, Pimpinan DPR Setujui Usul Pemerintah, Simak Selengkapnya Berikut Ini

Pencegahan dini

Menurut Dr Laffin, pakar jantung selalu memikirkan pencegahan primer dan sekunder terkait serangan.

Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pencegahan primer. Setelah itu, dokter akan melakukan tindakan sekunder pada pasien.

Namun, hal terpenting adalah mencegah munculnya faktor risiko serangan jantung itu sendiri atau melakukan pencegahan primordial.

Baca Juga: Mengharukan, Demi Gelak Tawa Malaikat Kecil, Ayah di Suriah Ini Ajari Anaknya Tertawa Setiap Dengar Suara Bom: 'Dia Adalah Anak-anak yang Tidak Mengerti Perang'

Menurut Laffin cara ini bisa dilakukan dengan mengubah kondisi sosial dan lingkungan yang dapat mengembangkan dan meningkatkan faktor risiko.

Ini adalah hal-hal yang dapat kita kendalikan seperti rutin berolahraga, makan makanan bergizi, tidak merokok, mengelola stres dan tekanan darah, serta cukup istirahat.

Pencegahan dini juga mencakup pemberian edukasi tentang kebiasaan yang membuat kita berisiko terkena penyakit kardiovaskular.

Berikut beberapa kebiasaan yang dapat mengundang penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Diduga Jadi Pemicu Meninggalnya Ashraf Sinclair, CrossFit Ternyata pernah 'Membunuh' Instrukturnya Sendiri

  • Kegemukan
  • Pola makan yang buruk dan kurang olahraga
  • Diabetes tipe 2
  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol Tinggi
  • Merokok
  • Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular
Serangan jantung dapat terjadi pada siapa saja tetapi risikonya sangat tinggi ketika genetika berperan. Pencegahan awal sangat penting bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Baca Juga: 'Ji, Muji, Kamu Kok Kurang Ajar Sekali', Dikira Dicandai Keponakan, Hajjah Fatimah Ternyata Dibekap Bantal oleh Perampok

Risiko penyakit jantung bawaan ditentukan dengan kondisi saudara laki-laki tingkat pertama seperti ayah, saudara laki-laki, di bawah usia 55 tahun dengan riwayat serangan jantung atau stroke.

Ini bisa juga berawal dari saudara perempuan tingkat pertama seperti ibu, saudara perempuan atau anak perempuan di bawah usia 65 dengan serangan jantung atau riwayat stroke.

"Ketika kita berbicara tentang orang muda yang mengalami serangan jantung, penting untuk mendiskusikan secara individual berdasarkan faktor risiko," kata Dr. Laffin.

Menurutnya, ini tentang melakukan percakapan yang jujur dan tidak menyepelekan soal usia, terutama jika kita telah memiliki gejalanya.

Baca Juga: Kasus Indosat PHK 677 Karyawannya: Catat! Ini Bedanya Hak Pesangon Bagi Pekerja yang Resign dan di-PHK

Pedoman kesehatan merekomendasikan orang yang berusia 20 hingga 39 tahun tanpa risiko genetik agar melakukan pemeriksaan setiap empat hingga enam tahun.

Bagi mereka yang memiliki risiko genetik, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter lebih awal.

Pada akhirnya, penting untuk memahami faktor apa yang membuat kita berisiko terkena serangan jantung, seperti - tekanan darah tinggi, obesitas, atau indeks massa tubuh yang tidak sehat. Setelah itu, kita harus berusaha untuk menanganinya lebih awal.

"Apa pun yang bisa kita lakukan sejak dini, itu semakin baik. Kita perlu menetapkan kebiasaan yang baik untuk diri kita sendiri dan untuk anak-anak kita, terutama dengan bagaimana obesitas turut mempengaruhi risiko ini," kata Dr. Laffin.

Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung, Ini 5 Gejala Awal Serangan Jantung, Salah Satunya Sendawa

Menurut Dr Laffin, peningkat tinggi jumlah dari orang dewasa muda yang mengalami serangan jantung adalah bukti bahwa gaya hidup kita perlu diubah.

"Hanya sedikit orang muda yang menganggap faktor-faktor risiko ini dengan serius. Tapi kita harus agresif tentang modifikasi faktor risiko, atau tingkat serangan jantung pada orang muda akan terus meningkat," kata Dr Laffin. (Ariska Puspita Anggraini)

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Mengapa Banyak Orang Muda Mengalami Serangan Jantung?"

Artikel Terkait