Advertorial
Intisari-Online.com -Senin (17/2/2020) pukul 14.00, rumah Hajjah Fatimah Soebandi (75), warga Kampung Muteran, RT 04 RW 03 Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang disatroni perampok.
Saat itu, Fatimah sedang menonton TV di kamar rumahnya.
Ia mendadak dibekap bantal dari belakang oleh perampok.
Hal tersebut disampaikan oleh Muhammad Ubaidillah (23), cucu Hajjah Fatimah yang tinggal di lingkungan yang sama pada Senin (17/2/2020) malam.
"Awalnya Mbah Hajjah mengira didatangi keponakannya yang bercanda membekap bantal ke muka."
"Mbah Hajjah bilang, 'Ji, Muji, kamu kok kurang ajar sekali'. Disangka keponakannya, Mbak Mujiyati," terang pria yang dikenal dengan nama Ubed itu.
Ubed menjelaskan, awalnya korban mengira dibercandai kerabatnya yang bernama Mujiyati dan mengira kerabat tersebut kurang ajar karena membekap wajah korban.
Peristiwa perampokan terjadi sekira pukul 14.00 saat hujan deras.
Kemungkinan pelaku sudah memindai rumah korban, tahu posisi ruang di rumah karena langsung menuju kamar.
Pelaku diduga masuk melalui pintu samping rumah korban yang berbatasan dengan gang kecil.
Bukan lewat pintu gerbang utama yang berhadapan jalan raya.
Korban menyadari kejadian tersebut bukan bercanda ketika korban melawan.
Namun justru dibekap lebih kencang.
Korban akhirnya pura-pura pingsan saat dibekap agar tidak dilukai pelaku.
Saat membekap korban, pelaku melepas pengait kalung, tidak ditarik.
"Pelaku diduga satu orang, pakai jaket merah, perawakan kecil, rambut pendek."
"Pelaku tidak diketahui memakai penutup wajah atau tidak."
"Namun ketika menutup pintu melengoskan wajah sehingga hanya terlihat belakang kepala."
"Korban sempat tersadar dan bangkit sesaat sebelum pelaku menghilang dan sempat melihat fisik pelaku," urainya.
Pintu kamar dikunci dari luar dan korban tidak luka.
Namun kehilangan kalung emas seberat 50 gram dan liontin senilai Rp 5 juta.
Sebelum perampokan tersebut, korban kehilangan uang dan ATM tadinya isi Rp 35 juta menjadi Rp 4 juta.
"Korban ketahuan disekap oleh keponakannya, Iis karena hendak ke bank mengurus kartu ATM yang hilang."
"Ketika masuk ke dalam justru mendengar teriakan minta tolong," tambah Ubed.
Hajjah Fatimah sehari-hari tinggal sendiri di kediamannya.
Di kediaman tersebut terdapat PAUD yang beroperasi setiap Senin, Rabu, Jumat bada Ashar.
Namun di rumah tersebut Hajjah Fatimah menyewakan kamar di rumahnya dan disewa oleh 2 atau 3 orang perempuan yang indekos.
Sebelumnya, satu anak Hajjah Fatimah bernama Koko menawarkan pemasangan CCTV di rumah pasca kehilangan ATM dan sejumlah uang.
Namun Hajjah Fatimah menolak dengan alasan tidak perlu dan tidak ada barang berharga di rumah.
Ubed menambahkan, di kampungnya meskipun kampung padat penduduk dan rutin melaksanakan ronda malam di pos kamling, namun tetap terjadi pencurian.
Pencurian biasanya terjadi siang hari atau pernah terjadi saat salat tarawih.
Terpisah, Kasat Reskrim Polsek Banyumanik, Iptu Kholidin mengatakan, ia meminta agar pihak kepolisian melakukan penyidikan.
Pasalnya, bila informasi terkait perampokan disebarkan melalui media maupun media sosial, dikhawatirkan pelaku kabur.
"Kamu perlu melakukan penyidikan dan pengembangan kasus."
"Akan kami informasikan bila terdapat kemajuan maupun informasi lebih lanjut," tutupnya. (Amanda Rizqyana)
amanda rizqyana
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Mbah Hajjah Dibekap Bantal, Dikira Keponakan Bercanda, Ternyata Perampok