Advertorial
Intisari-Online.com - Kalau bukan karena sosok ini, bisa jadi negara yang kini kita tempati bukanlah bernama Indonesia.
Namanya James Richardson Logan, seorang pria Skotlandia.
Ya, nama Indonesia hampir tak disematkan untuk negara kepulauan yang memiliki keberagaman suku bangsa ini.
Namun, suatu hari Logan 'ngeyel' memilih nama Indonesia meski koleganya telah memilih nama lain.
Baca Juga: Indonesia Merdeka Sinyal 2020, Pemerataan Akses Telekomunikasi dan Informasi Segera Terwujud
Peristiwa itu terjadi jauh sebelum Kongres Pemuda ke II.
Seperti diketahui, Kongres Pemuda yang berlangsung pada Oktober 1928 itu dikenal sebagai awal mula melekatnya nama Indonesia.
Dari sanalah nama Indonesia diakui sebagai identitas pemersatu sebuah bangsa.
Meski begitu, kata 'Indonesia' sendiri pertama kali tercipta oleh seorang pelancong bernama George Samuel Windsor Earl pada tahun 1850 dalam bentuk 'Indu-nesians'.
Hal itu dijelaskan dalam buku 'The Idea of Indonesia, Sejarah Pemikiran dan Gagasan (2008)', karya Robert Edward Elson.
Earl, ketika itu sedang mencari istilah etnografis untuk menjabarkan cabang ras Polinesia yang menghuni Kepulauan Hindia.
Namun karena menganggap nama itu terlalu umum, maka ia menggantinya dengan istilah 'Melayunesians' yang menurutnya lebih khusus.
Dulu, orang-orang yang datang ke Indonesia memang menjuluki gugusan kepulauan ini dengan nama berbeda-beda.
Seperti orang-orang China yang menyebutnya sebagai 'Nan-hai', yang berarti kepulauan Laut Selatan.
Sementara orang-orang India memberi julukan 'Dwipatra'.
Lain lagi orang-orang Arab, yang menyebut tempat tinggal kita ini sebagai 'Jaza'ir al-Jawi' atau 'Kepulauan Jawa'.
Sementara itu, menurut Earl nama 'Melayunesians' lebih memberikan penghargaan kepada orang-orang Melayu yang telah menjajah seluruh kepulauan sebelum orang-orang Eropa, sehingga nama itulah yang ia pilih.
Baca Juga: Ini 8 Manfaat Buah Naga untuk Ibu Hamil, dari Kembangkan Tulang Hingga Cegah Cacat Lahir
Pada titik inilah Logan berperan.
Meski sang koleganya, Earl, memutuskan mengganti nama Indonesia menjadi Melayunesians, namun Logan tetap 'ngeyel'.
Dia tak mengindahkan keputusan Earl.
Bagi Logan, Indonesia adalah kata yang lebih tepat dan benar untuk digunakan sebagai istilah geografis alih-alih istilah etnografis seperti Melayunesians.
Dia terus menggunakan istilah 'Indonesia, 'Indonesian', dan 'Indonesians'.
Perkembangan Nama Indonesia
Bertahun-tahun kemudian, nama Indonesia digunakan oleh 0rganisasi Perhimpunan Indonesia.
Perhimpunan Indonesia yang berdiri pada 1908 itulah yang pertama kali menggunakan nama Indonesia sebagai identitas gerakan politik.
Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), awalnya organisasi tersebut bernama Indische Vereeniging, kemudian menjadi Indonesicche Vereeniging dan berganti menjadi Perhimpunan Indonesia pada 1925.
Pada kongres Liga Anti Kolonialsme dalam bulan Februari 1927 di Brussel, Perhimpunan Indonesia juga aktif menyuarakan kejahatan Kolonial.
Selain itu, di Tanai Air, Perhimpunan Indonesia terus menyebarkan nama Indonesia lewar surat kabar.
Surat kabar tersebut kemudian didistribusikan kepada kenalan dan kawan-kawan untuk dipakai sebagai propaganda.
Organisasi Perhimpunan Indonesia kemudian menjadi pionir yang mengenalkan kata Indonesia dalam artis sebuah kesatuan bangsa.
Seperti yang dianggap oleh Logan, bahwa nama Indonesia lebih cocok menggambarkan sebuah geografis Indonesia.
Ketika nama Indonesia terus diperkenalkan sehingga melekat, Logan telah tiada.
Dia meninggal di Penang, Malaysia, pada tanggal 20 Oktober 1869, saat usianya 50 tahun.