Advertorial
Intisari-Online.com - Seorang MC (Master of Ceremony) bernama Febriansyah (27) begitu iba saat memandu pernikahan Isnaini dan suaminya yang memakai jasa wedding organizer Pandamanda.
Febriansyah tak menyangka rekannya, yang tak lain adalah pemilik WO bodong Pandamanda, Anwar Said' menipu klien.
Saat membuat laporan ke Polres Metro Depok, Jumat (7/2/2020), Febriansyah bercerita, "Saya bilang malam itu juga kalian harus datang ke rumah Anwar, ke kantornya."
"Kalian harus cari Anwar dan jangan dilepas, kemudian kalian harus bawa ke kantor polisi terdekat."
Cerita bermula pada hari Minggu (2/2/2020) pukul 17.00 WIB atau dua jam sebelum pernikahan Isnaini dan suaminya.
Febriansyah sudah datang ke lokasi pesta di Gedung Kementerian Dalam Negeri, Kalibata, Jakarta Selatan.
Dia berpikir semuanya sudah tertata dengan baik, tetapi ternyata belum sama sekali.
Gedung pernikahan kosong tanpa dekorasi dan katering.
Febriansyah makin syok begitu mendengar langsung dari Isnaini bahwa tak ada satu pun perwakilan dari WO Pandamanda yang datang.
Bahkan, Anwar Said tak menampakkan batang hidungnya.
Merasamiris dengan kondisi tersebut,Febriansyah berinisiatif menutup gedung acara pernikahan.
Sebab sampai pukul 19.00 WIB belum ada dekorasi hingga katering.
Akhirnya ia mencoba berkoordinasi dengan keluarga kedua mempelai, menyiasati pesta seadanya agar tetap berjalan meski harus molor.
Sempat ada kabar pihak katering akan tiba pukul 20.00 WIB, namun nyatanya tak kunjung nongol.
Dengan terpaksa, pintu gedung yang semula tertutup rapat dibuka dan tamu undangan yang sudah membludak pun masuk.
Melihat kondisi mempelai yang patah semangat akibat pesta pernikahannya hancur berantakan,Febriansyah pun mencoba menguatkan keduanya.
Katering yang ditunggu-tunggu pun datang juga sekira pukul 21.30 WIB.
Namun, hanya dua termos nasi yang datang untuk dihidangkan ke 400 tamu undangan.
Febriansyah mengaku sebagai orang pertama kali mengunggah video gedung pernikahan kosong melompong tanpa dekor dan katering ke media sosial lalu viral.
Keduanya memilih WO tersebut karena tergiur iklan yang membuat mereka jatuh hati sebab ada tawaran promo menarik akhir tahun dan menurut hitungan terbilang murah.
Tanpa terlintas pikiran negatif, Isnaini memilih wedding organizer Anwar Said untuk mengurus pesta pernikahannya dengan sang kekasih.
Isnaini dan kekasih menyepakati uang muka Rp 10 juta sebagai tanda jadi untuk jasa wedding organizer Pandamanda yang berdiri sejak 2014 itu.
Selama proses pernikahan, Isnaini dan calon suaminya kerap bolak-balik ke kantor Anwar Said di Jalan Pramuka, Pancoran Mas, Kota Depok.
"Dari awal DP, kita bolak-balik ke sana buat pastiin, terus kita fitting baju."
"Terus DP lagi buat tambahan makanan, karena tamu saya 400 undangan. Dengan pesanan kurang lebih 1.600 porsi," aku dia.
"Saya pakai paket Rp 75 juta dari Pandamanda, itu ada promo akhir tahun jadi Rp 50 juta."
"Itu sudah termasuk makan prasmanan, MC, dan video," terang Isnaini.
Setelah pernikahannya berantakan, Isnaini bersama suami dan keluarga mengikuti saran Febriansyah untuk menemui Anwar Said di kantornya.
Amarah bercampur kecewa mengaduk perasaan mereka, setelah mendatangi kantor WO Pandamanda melihat Anwar Said baru bangun tidur.
Dengan entengnya, pria bertubuh tambun, muka brewokan, berkacamata, seolah tak bersalah dan mengajukan pertanyaan konyol.
"Ada apa ya?" begitu ucapan 'selamat datang' Anwar Said kepada Isnaini dan keluarga.
Masih terbayang beberapa jam lalu, di tengah meriahnya pesta pernikahan, sebagai raja dan ratu sehari Isnaini dan suami harus merasakan getir.
Kini, kantor WO bodong Pandamanda sudah disegel polisi.
Meski telah disegel oleh pihak kepolisian, nyatanya masih banyak korban penipuan wedding organizer (WO) Pandamanda yang terus berdatangan ke kantornya di Jalan Pramuka Raya Nomor III, Pancoran Mas, Kota Depok.
Hal tersebut, dikatakan oleh salah seorang pegawai salon disamping Kantor WO Pandamanda ketika dijumpai TribunJakarta.com.
“Masih banyak yang datang kesini, makanya kalau ada yang kesini pasti langsung saya tanya dia korban atau bukan. Kalau korban saya arahkan ke Polres Metro Depok,” ujar pegawai tersebut yang enggan disebut namanya di lokasi, Jumat (7/2/2020).
Pegawai itu juga mengatakan, banyaknya korban yang berdatangan berlangsung sejak sekiranya tiga hari yang lalu.
“Sejak tiga hari yang lalu sih ramainya, bahkan sampai ada yang nanya saya alamat rumah si Anwar sambil marah-marah,” tuturnya.
Selain kantor WO, rumah Anwar Said juga disegel.
Kapolres Metro Depok Kombes Azis Andriansyahmengatakan bahwa usaha pelaku mulai goyah pada tahun 2018 ketika dirinya membeli sebuah rumah seharga Rp 1,2 miliar menggunakan uang milik kliennya.
Rumah di Jalan Daya Guna, Pancoran Mas, Kota Depok, itu baru dibayar Rp 300 juta dan sisanya menyicil.
Pantauan TribunJakarta.com, di lokasi, rumah tersebut terdiri dari dua lantai dengan teras yang cukup luas.
Pada bagian pintu, terpasang garis polisi yang mana artinya rumah tersebut telah disegel oleh pihak kepolisian.
Sejumlah barang-barang seperti sofa, pot tanaman, sepatu, dan beberapa kursi kayu lengkap dengan mejanya masih tertata rapih dibagian depan rumah berwarna putih tersebut.
Tetangga di depan rumah yang enggan disebut identitasnya mengatakan, Anwar Said tinggal berdua dengan istrinya di rumah tersebut.
Namun sejak penangkapan Anwar Said, ia tidak melihat kehadiran istrinya sama sekali.