Ia juga mengkaitkan dengan kasus di Melaka, Malaysia, saat kelelawar terbang ke sebuah rumah dan menginfeksi pria berumur 39 tahun sekeluarga.
Tan Ern Ser, sosiolog National University of Singapore katakan, menggambarkan virus Corona sebagai masalah China seperti "berhadapan dengan masalah dengan palu godam, mengimplikasikan semua warga China daripada berurusan dengan buruknya standar food safety dan pola makan."
Sementara itu, sosiologis Laavanya Kathiravelu dari NTU katakan postingan media sosial berkaitan dengan xenofobia adalah sterotype era kolonial.
"Orang Cina, dalam akun xenofobik ini, dianggap mengambil sumber daya dari populasi lokal yang layak, dan memiliki perilaku tidak sopan. Secara lebih luas, ini juga dapat dilihat sebagai informasi oleh stereotip Cina yang lebih tua sebagai kotor, memiliki kebersihan yang buruk dan praktik kuliner yang tidak diinginkan, ”katanya.
Bahkan menteri pemerintah Singapura telah berbicara.
Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong, yang bersama-sama mengetuai satuan tugas yang dibentuk untuk menangani virus ini, mengatakan pada hari Senin: “Saya ingin meyakinkan warga Singapura bahwa pemerintah akan melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi warga Singapura dan Singapura, tetapi ini tidak berarti bereaksi berlebihan, atau lebih buruk, mengubah xenophobia."
Dramawan Singapura Zizi Azah, yang berbasis di New York, mengatakan tidak masuk akal untuk mem-pin virus dalam sebuah perlombaan.
“Penyakit tidak mengenal batas geografis atau ras dan itu benar-benar keberuntungan undian, bukan? Di mana sesuatu dimulai dan di mana itu sampai, "katanya.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR