Advertorial
Intisari-Online.com -Kamis (30/1/2020), Otoritas China kembali mengumumkan ada peningkatan kasus virus corona Wuhan (2019-nCoV), baik terinfeksi maupun meninggal.
Hari ini, Komisi Kesehatan Nasional China telah mengonfirmasi 7.711 kasus infeksi, termasuk 170 kematian.
Semakin meningkatnya kasus virus corona Wuhan membuat negara-negara mulai melakukan evakuasi atas warganya yang berada di Wuhan, salah satunya Inggris.
Namun, evakuasi harus membuat beberapa keluarga terpisah, termasuk keluarga seorang pria Inggris berikut.
Jeff Siddle, dari Northumberland, Inggris terpaksa meninggalkan istri China-nya untuk tetap tinggal di China sementara ia akan dievakuasi ke Inggris oleh pemerintah Inggris.
Warga Inggris akan dievakuasi dari kota China, Wuhan, dan akan dikarantina selama dua minggu di pangkalan militer Inggris.
Siddle termasuk di antara mereka yang akan dievakuasi dari Wuhan bersama putrinya yang berusia sembilan tahun, Jasmine.
Tetapi China melarang istrinya yang asli China, Sindy, untuk ikut naik ke pesawat penyelamat, seperti melansir Daily Mail, Rabu (29/1/2020).
Jeff, 54, dan keluarganya terbang ke provinsi Hubei untuk menghabiskan waktu bersama keluarga pasangannya dan merayakan Tahun Baru Imlek.
Hal ini terjadi sebelum ada peringatan tentang epidemi koronavirus yang mematikan.
Jeff mengatakan bahwa istrinya adalah warga negara China, meskipun ia memiliki visa tinggal permanen untuk Inggris sebagai pasangannya.
Tapi Kantor Luar Negeri mengatakaan mereka akan melakukan pengiriman udara hanya untuk warga negara Inggris.
Sementara Otoritas Tiongkok tidak mengizinkan penduduk Tionghoa untuk pergi.
Jeff ditempatkan pada posisi yang sulit di mana dia harus membuat keputusan untuk meninggalkan istrinya di China, atau mereka bertiga tetap tinggal di Wuhan.
Padahal anak mereka yang masih berusia sembilan tahun harusnya tidak berpisah dengan ibunya. Sementara tidak ada yang tahu berapa lama perpisahan itu akan terjadi.
Jeff mengatakan mungkin akan butuh waktu lama untuk Sindy bisa meninggalkan China. Putri mereka jelas menangis dan merasa hancur karena perpisahan tersebut.
Jeff menambahkan bahwa Sindy berusaha untuk 'tetap kuat' tetapi telah 'benar-benar putus asa' pada otoritas China yang memisahkan keluarga mereka.
Jeff menambahkan, "Itu keputusan yang mengerikan."
Jeff mengatakan kepada Guardian bahwa tidak ada peringatan kesehatan di tempat ketika mereka terbang pada 15 Januari. Dia mengatakan, "Kepalaku berputar. Itu sangat menghebohkan."
"Cobaan ini baru saja berubah menjadi mimpi terburuk kami. Bagaimana mereka bisa menempatkan keluarga dalam posisi ini? Harus meninggalkan Sindy di Cina akan menjadi hal terburuk yang dapat dilalui siapa pun. Bagaimana saya bisa memberi tahu Jasmine bahwa ibunya harus tetap ditinggalkan?"
Siddle mengatakan mereka harus membuat jalan mereka sendiri ke Bandara Internasional Tianhe Wuhan, di mana AS dan Jepang telah menerbangkan penduduk keluar dari kota.
Tetapi Jeff menambahkan bahwa dia berjarak tiga jam berkendara dari bandara, sedang semua jalan terkunci.
Jefftelah menghubungi kantor China setempat untuk mendapatkan beberapa rincian, tetapi mereka mengatakan satu-satunya carauntuk bisa mendapatkan mobil adalah jikamereka memiliki catatan diplomatik khusus.
Jadi Jefftelah menelepon Kantor Luar Negeri dan meminta itu tetapi mereka mengatakan mereka tidak bisa melakukannya.
Jadi itu memberi tekanan lain bagi Jeff selain kenyataan bahwa dia harus meninggalkan istrinya.
Selain Jeff dan keluarganya, beberapa keluarga juga memiliki nasib serupa.