Para penulis menyimpulkan bahwa "curcumin mewakili kandidat yang menjanjikan sebagai obat antikanker yang efektif untuk digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan obat lain.”
Menurut ulasan, seperti dilansir dari Medical News Today, curcumin dapat mempengaruhi berbagai molekul yang berperan dalam kanker, termasuk faktor transkripsi, yang sangat penting untuk replikasi DNA; faktor pertumbuhan; sitokin, yang penting untuk pensinyalan sel; dan protein apoptosis, yang membantu mengendalikan kematian sel.
Bersamaan dengan diskusi seputar pengaruh molekuler curcumin terhadap jalur kanker, penulis juga membahas masalah yang mungkin terjadi dengan menggunakan curcumin sebagai obat.
Misalnya, mereka menjelaskan bahwa jika seseorang mengambil curcumin secara oral, dalam latte kunyit, misalnya, tubuh dengan cepat memecahnya menjadi metabolit.
Akibatnya, bahan aktif apa pun tidak mungkin mencapai lokasi tumor.
Dengan pemikiran ini, beberapa peneliti mencoba merancang cara-cara pengiriman kurkumin ke dalam tubuh dan melindunginya dari menjalani metabolisme.
Sebagai contoh, para peneliti yang merangkum bahan kimia dalam protein nanopartikel mencatat hasil yang menjanjikan di laboratorium dan pada tikus.
Meskipun para ilmuwan telah menerbitkan banyak makalah tentang curcumin dan kanker, ada kebutuhan untuk lebih banyak pekerjaan.
Banyak penelitian dalam tinjauan saat ini adalah studi in vitro, yang berarti bahwa para peneliti melakukannya di laboratorium menggunakan sel atau jaringan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR