Advertorial

Ini Dia 5 Senjata Kunci Iran yang Harus Ditakuti Oleh Amerika, Termasuk Kapal Selam Penembak Torpedo Dan Rudal Balistik, Apa Itu?

May N

Editor

Serangan AS ke Iran yang berhasil membunuh Jenderal Qasem telah meningkatkan ketegangan antara kedua negara, ini dia senjata unggulan Iran
Serangan AS ke Iran yang berhasil membunuh Jenderal Qasem telah meningkatkan ketegangan antara kedua negara, ini dia senjata unggulan Iran

Intisari-online.com -Iran adalah negara yang semenjak era Perang Dingin berani dengan tegas menantang Amerika Serikat, selain Korea Selatan.

Sudah puluhan tahun ketegangan terjadi antara kedua negara ini.

Kini, hubungan keduanya menegang setelah serangan atas perintah Donald Trump berhasil membunuh Jenderal Qasem.

Jenderal Qasem atau Mayor Jenderal Qasem Soleimani adalah seorang perwira tinggi Angkatan Bersenjata Iran.

Baca Juga: Jangan Lagi Keramas di Malam Hari Jika Tak Mau 4 Hal Ini Terjadi pada Anda!

Jika dibandingkan, kekuatan keduanya sepertinya berat sebelah, karena dilansir dari National Interest, pada tahun 2015 militer Amerika telah menghabiskan dana total 2 kali GDP (Gross Domestic Product) Iran.

Namun meski begitu, Iran telah membangun militer kuat dengan janji doktrin 3 kemampuan: produksi misil balistik ekspansif, peperangan di laut, dan berpihak kepada grup militant non-pemerintah.

Karena ketiga doktrin ini, muncul banyak sistem persenjataan yang menguatkan Iran sampai saat ini.

Namun ada 5 senjata terkuat yang patut ditakuti oleh pihak Amerika Serikat.

Baca Juga: Semakin Memanas, TNI Siagakan 600 Prajurit dan 5 Kapal Perang di Perairan Natuna

Misil Sejjil

Instrumen paling jelas dalam doktrin militer Iran adalah inventaris misil balistik, dengan yang paling terkenal adalah misil Sejjil yang didasarkan pada desain milik Korea Utara.

Sejjil - 1 dan Sejjil - 2 seharusnya paling, tetapi Sejjil - 1 adalah misil balistik dua tahap dengan jarak serangan capaian medium dan diuji pertama kali pada 2008 silam.

Keunggulan Sejjil - 1 dibandingkan misil balistik Shahab adalah bahan bakar padat, mampu mengurangi waktu peluncuran (karena dengan cepat meluncur sekaligus bergerak dengan cepat.

Pada rapat kongres AS tahun 2009, Sekretaris Pertahanan AS Robert Gates mengatakan jika misil Sejjil memiliki kisaran capaian kira-kira 2000-2500 km.

Baca Juga: Anak Anda Terpapar Banjir? Waspadai 7 Penyakit Akibat Banjir Ini, Salah Satunya Akibat Kencing Tikus

Hal tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh pihak Iran yaitu Brigjen Mustafa Mohammad yang kala itu menjabat Menteri pertahanan.

Pada jarak ini, Sejjil - 1 dapat mengirimkan 750 kg kargo kepada Israel bahkan wilayah Eropa Selatan.

Sejjil -2 diuji pertama kali tahun 2009 dan sampai tahun 2015 masih dikembangkan.

Sejjil -2 telah mendemonstrasikan kisaran jarak serangan 2,510 km dengan model seperti kendaraan dan setirnya berbobot 650 kg berkepala tiga.

Baca Juga: Dari Gunting Kuku hingga Sabun Batang, Ini 6 Barang yang Tidak Boleh Kita Pinjamkan pada Orang Lain, Termasuk Keluarga Sekalipun

Sejjil -2 dapat membawa 1000 kg kargo dalam jarak 2000 km.

Namun keunggulan misil ini adalah akurasi, yang selama ini masih menjadi kekurangan bagi pihak Iran sampai Sejjil - 2 muncul.

Pasalnya Sejjil - 2 dilengkapi dengan sistem navigasi dan sensor yang selalu tepat sasaran.

Kapal selam Ghadir

Ancaman terbesar Iran bagi negara lain adalah blokade pengiriman minyak melalui Selat Hormuz.

Baca Juga: Kuasa Hukum Ceritakan Kronologi Wafatnya Lina, ‘Sempat Pingsan di Rumah Sebelum Dinyatakan Meninggal di Rumah Sakit’

Selat Hormuz adalah sebuah selat antara Teluk Persian dan Oman, menjadi satu-satunya jalan distribusi sepertiga gas alam cair (LNG) dan 25% dari konsumsi minyak global.

Beberapa sumber mengatakan, Amerika telah menghabiskan 8 Triliun Dolar untuk melindungi Selat Hormuz sejak 1976.

Iran mendapatkan kunci strategis untuk melumpuhkan Selat Hormuz dan memanfaatkan situasi tersebut sehingga kemudian mereka pun memiliki senjata berupa kapal selam.

Jika dinalar, laut yang paling dekat dengan Iran adalah teluk Arab, yang memiliki kedalaman rendah sehingga kapal selam sepertinya bukan senjata utama.

Baca Juga: Bukan Serangan Jantung, Ternyata Ini Penyebab Lina Mantan Istri Sule Meninggal Dunia

Namun rupanya hal tersebut merupakan keunggulan, karena jika diluncurkan dari kedalaman yang rendah maka ledakannya akan mampu mempengaruhi jalur Selat Hormuz.

Kapal selam Ghadir memiliki bobot 150 ton dan bertipe gabungan antara kapal selam Yugo dan Sango, yang berasal dari Korea Utara.

Bentuknya yang kecil membuat mereka sulit dikenali dan dilacak.

Masing-masing unit memiliki tabung 533 mm untuk menembakkan torpedo.

Baca Juga: Mobil Anda Terendam Banjir? Segera Perbaiki, Ini Estimasi Biaya Perbaikan Mobil Daihatsu, Suzuki, dan Honda, Paling Mahal Sampai Rp5 Juta!

Selain itu dapat juga melemparkan ranjau di laut, dan menurut media Iran, dapat digunakan untuk membawa dan memasukkan kekuatan spesial di wilayah musuh.

Misil Khalij -e Fars

Misil balistik anti kapal Khalij -e Fars (ASBM) merupakan senjata mematikan yang dimiliki Iran.

Senjata ini siap mengkuatkan kemampuan angkatan laut Iran.

Sering disebut mesin pembawa kematian, misil yang ada di teluk Persia ini merupakan misil dengan bahan bakar padat, jangkauan jarak 300 km dengan muatan 650 kg,

Baca Juga: Mobil Anda Terendam Banjir? Segera Perbaiki, Ini Estimasi Biaya Perbaikan Mobil Daihatsu, Suzuki, dan Honda, Paling Mahal Sampai Rp5 Juta!

Didesain mirip dengan misil Iran sebelumnya bernama Fateh - 110, yang berdasarkan misil China DF - 11A.

Media Iran menyebut ASBM sebagai misil paling penting dan canggih bagi angkatan laut Iran.

Kecepatan supersoniknya adalah keunggulan utama, dan sistem yang mampu melacak keberadaan musuh.

Jika misil lain masih berkemampuan kecepatan subsonik maka misil ini lebih cepat, dan bergerak vertikal setelah diluncurkan, segera mendapat target dari program canggih dan mengunci target serta menyerangnya.

Baca Juga: Seperti Ini Perbandingan Anggaran Banjir Jakarta dan Pelaksanaan Formula E, Beda Rp1,5 Triliun!

Diuji pertama kali tahun 2011 dan dites secara teratur semenjak itu, pada tes pertamanya misil ini berhasil membuat angkatan laut AS melarikan diri.

Hezbollah

Hezbollah adalah senjata yang berasal dari sejarah kelam keputusan Iran mengirim pasukan militer Revolusioner Islam (IRGC) ke Lebanon awal tahun 1980 untuk menengahi okupasi Israel.

Keputusan tersebut membawa fanatisme revolusioner karena tidak hanya Iran memberi dampak di Lebanon, tetapi juga menimbulkan masalah dengan mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein.

Terlepas dari itu, Hezbollah adalah hadiah dari Lebanon untuk Iran, dan mereka menggunakannya dengan sangat optimal.

Baca Juga: Dengar Suara Mendesis dari Balik Mesin Cuci yang Dikira Kebocoran Air, Begitu Dilihat Pria Ini Langsung Lari ke Luar Rumah Minta Bantuan

Iran telah menggunakan Hezbollah untuk serangan teroris tradisional seperti pemboman sentral komunitas Yahudi di Buenos Aires tahun 1994, dengan korban sejumlah 85 orang meninggal dunia.

Hezbollah terbukti membantu pihak angkatan bersenjata Iran yang sulit melaksanakan serangan di luar Timur Tengah.

Salah satunya adalah saat serangan yang mereka lakukan terhadap turis Israel di Bulgaria, dengan Hezbollah.

Tahun 2003, saat invasi AS di Iraq, Iran menggunakan Hezbollah untuk melatih grup militan Syiah Irak.

Baca Juga: Lulus Seleksi Administratif CPNS 2019? Jangan Langsung Senang, Ini Langkah Selanjutnya yang Perlu Anda Siapkan, Termasuk Ujian SKD!

Hezbollah juga dilaporkan membantu kelompok pemberontak di Yemen, yang pada 2015 berhasil menguasai ibukota Sanaa.

Tercatat, Hezbollah telah mencegah rezim Bashar al - Assad di Syria sejak 2011.

S - 300

Sejak kunjungan Rusia ke Teheran 2015 lalu, mereka memberitakan jika mereka akan menjual S - 300 ke Iran.

S - 300 adalah misil udara dengan capaian jarak yang luas.

Baca Juga: Amankah Membungkus dan Memasak Makanan Menggunakan Aluminium Foil

Pertama kali dikembangkan oleh Uni Soviet di tahun 1979, dan telah dikembangkan beberapa kali semenjak itu.

S - 300 memiliki 6 peluncur yang mampu menerima perintah dan dikendalikan melalui radar sehingga dapat dikendalikan dari jarak jauh.

Masing-masing peluncur tersebut membawa rudal 48N6E buatan Rusia dengan kisaran jarak mencapai 150 km dan ketinggian mampu mencapai 27 - 30 km.

Dengan itu, S - 300 dapat melacak 6 target bersamaan dan mengatur persebaran 12 rudal.

Baca Juga: Berhasil Gulingkan Pemerintahan, Ini 5 Kudeta Militer Paling Berbahaya dalam Sejarah, Ada yang Tewaskan 15.000 Tentara!

Saat pemerintahaan Obama, Washington telah melobi Rusia terus menerus untuk tidak menjual senjata ini kepada angkatan udara Iran.

Artikel Terkait