Advertorial
Intisari-Online.com – Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi mereka yang menjadi korban banjir.
Bukan hanya harus membersihkan rumah dari lumpur akibat banjir, tapi mereka juga harus merelakan harta benda yang rusak akibat banjir.
Lebih-lebih lagi adanya penyakit yang mengancam kesehatan, terutama kesehatan anak-anak.
Paparan air banjir yang kotor membuat anak-anak mudah terjangkit penyakit karena tubuh anak-anak sangat rentan.
Baca Juga: Seperti Ini Perbandingan Anggaran Banjir Jakarta dan Pelaksanaan Formula E, Beda Rp1,5 Triliun!
Untuk itu sebaiknya anak-anak tidak bermain air banjir yang penuh dengan bakteri, virus, dan parasit yang berbahaya.
Menurut dokter spesialis anak, dr. Eugenia Permatami H, SpA saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/1/2020), setidaknya ada tujuh penyakit yang bisa menjangkiti anak-anak yang terpapar air banjir.
1. Diare
Banjir bisa meningkatkan penyakit yang disebarkan lewat air, atau waterborne diseases atau air yang terkontaminasi penyakit, merupakan penyebab utama penyebaran diare itu sendiri.
Baca Juga: Banjir Bisa Sebabkan Anak Diare, Segera Pulihkan dengan Obat Rumahan Berikut Ini
Selain itu yang terjadi, saat banjir dan harus mengungsi, orang-orang harus berada dalam suasana yang padat, higienitas yang kurang, maka penularan melalui oral juga menyebabkan penyakit pada saluran cerna meningkat tinggi.
Untuk itu sebagai orangtua kita harus tahu kapan anak atau bayi sudah dalam kondisi dehidrasi karena diare.
“Pada anak di bawah 18 bulan, saat ubun-ubunnya itu belum menutup, kita bisa meraba ubun-ubunya itu cekung,” ujar dokter Tami.
“Kalau dehidrasi yang lainnya itu mulutnya kering, matanya cekung dan buang air kecilnya jarang, anaknya lemas dan demam,” imbuhnya.
Bantuan nutrisi yang cukup dan seimbang juga diperlukan untuk menjaga kekebalan tubuh anak.
Penyebab paling sering pada anak itu biasanya virus, rotavirus, kolera ataupun disentri.
2. Infeksi kulit dan juga mata
Penyakit kulit bisa disebabkan berbagai organisme seperti bakteri, virus, jamur, dan ada juga parasit, kutu atau larva juga bisa menginfeksi kulit.
Infeksi mata juga bisa ditularkan melalui air, seperti moluskum kontagiosum atau penyakit pada kelopak mata dan konjungtivitis, yaitu mata merah atau yang biasa kita kenal dengan mata belekan.
3. Otitis eksterna
Otitis eksterna, atau infeksi telinga atau congekan. Anak yang terkena air banjir yang kotor akan menyebabkan infeksi pada kulit tipis yang membungkus saluran telinga luar dan dalam.
“Itu biasanya telinga akan keluar cairan yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan dengan air,” ujar dokter Tami lagi.
4. ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA yang ditularkan melalui udara, gejalanya demam, batuk, dan pilek, disebabkan karena virus.
“Kalau misalkan demamnya lama lebih dari satu minggu penyebabnya biasanya bakteri,” ujar Tami.
Bila si kecil dinyatkan menderita ISPA, usahakan anak harus ada pada keadaan hangat dan diberikan makanan kaya energi, serta berikan pertolongan pertama sepeerti anti histamin dan paracetamol.
5. DBD (Demam berdarah dengue)
Penyakit ini biasanya tidak akan berdampak langsung. Namun, bila banjir telah surut, akan ada genangan, jadi DBD harus diwaspadai.
"Penyebab DBD adalah nyamuk, memang saat banjir biasanya belum ada. Namun setelah banjir biasanya akan ada tampungan air dari air hujan menjadi tempat berkembangnya nyamuk," jelas dokter Tami.
Gejalanya biasanya panas tinggi, lalu nanti akan turun setelah diberi obat, tapi nanti akan naik lagi disertai gejala lain seperti nyeri kepala dan nyeri pada mata.
6. Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan bakteri leptospira ini akan hidup dengan baik pada saat curah hujan tinggi dan banjir, karena penyebarannya sangat luas.
Penyakit yang disebabkan karena air kencing tikus ini, biasanya penularannya terjadi di tempat yang sanitasinya buruk, dan sistem drainasenya kurang baik.
Penularannya pada umumnya, anak yang terpapar air kencing binatang, dalam hal ini binatang pengerat, jaringan, atau organ tubuh binatang yang terinfeksi.
Kebanyakan kasus yang terjadi pada anak adalah Leptospirosis ringan dengan gejala seperti infeksi virus yakni, demam, nyeri kepala, dan nyeri otot.
Biasanya leptospirosis juga bisa menyebabkan diare dan nyeri tekan di area betis.
“Ini akan sembuh sendiri, akan menghilang sekitar 2-3 minggu,” ujar Tami.
7. Demam tifoid
Demam tifoid penyebabnya bakteri salmonella typhi. Penyakit ini terjadi karena kurangnya higienitas, salah satunya karena penyajian makanan yang tidak bersih.
Sifat demamnya seperti anak tangga, semakin hari semakin panas.
“Pada anak ada diare atau susah BAB, mual dan muntah juga bisa,” kata Tami. (Dian Reinis Kumampung)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada 7 Penyakit Ini Bila Anak Terpapar Banjir"