Advertorial
Intisari-Online.com – Polisi kembali menangkap pengedar narkoba jenis ganja.
Kali ini, polisi menangkap enam tersangka di sejumlah tempat berbeda, yaitu di suatu ruangan di Universitas Pancasila serta di rumah di kawasan Bekasi dan Jakarta Timur pada Selasa (3/12/2019) lalu.
Dilansir dari kompas.com, mereka dalah KAN (24), AH (47), JAE (46), MRH (40), F (24), dan DWW (24).
Saat penangkapan, polisi mengamankan barang bukti berupa lima karung narkoba jenis ganja seberat 76.000 gram (76 kg), sebuah koper hitam berisi ganja seberat 3.078 gram (3,07 kg), 11 buah ponsel, dan satu mobil Isuzu Panther warna hitam.
Baca Juga: Sering Buang Air Kecil Saat Udara Dingin? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Ini yang terjadi pada tubuh manusia jika mengonsumsi ganja
Beberapa waktu lalu, beberapa negara melegalkan ganja karena dianggap memiliki manfaat bagi kesehatan.
Sebelum ini Uruguay adalah negara pertama yang melegalkan ganja setelah kemudian disusul Kanada dan Thailand yang baru-baru ini juga ikut melegalkannya.
Hal itu didasari bahwa tanaman ini disebut sebagai obat ajaib dan memiliki manfaat terapeutik pada orang yang menderita kejang.
Selain itu, dipercaya ganja dapat membantu mengurangi kecemasan ketika dikonsumsi dalam dosis kecil.
Pada tingkat rekerasi, ganja juga dianggap memiliki reaksi murni untuk membuat orang merasa lebih santai.
Sayangnya semua hal baik ini memiliki kekurangan yang lebih mengerikan bagi tubuh manusia.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalamJournal of Clinical Psychiatrymenemukan bahwa ganja dapat merusak memori pengguna.
Penelitian ini telah diuji dalam 88 sampel pria berusia 16 hingga 25 tahun yang memintameminta pengguna ganja reguler untuk mengurangi asupan obat mereka
Kemudian mereka memberi para pria ini beberapa tes ingatan untuk di uji dan mereka yang tidak menggunakan ganja memiliki ingatan yang lebih baik.
Psikolog klinis Dr. Randi Schuster, penulis utama dalam penelitian ini, mengatakan bahwa
"Kemampuan untuk mempelajari atau memetakan informasi baru, yang merupakan aspek penting dari kesuksesan di kelas, meningkat dengan penggunaan non-ganja berkelanjutan." katanya.
Baca Juga: Usul Pemakzulan Presiden Donald Trump Terus Berjalan: Begini Mekanisme Pemakzulan Presiden
Kemudian ia melanjutkan, "Pengguna kanabis muda yang berhenti secara teratur mingguan atau lebih menggunakan mungkin lebih siap untuk belajar secara efisien."
"Kami yakin bisa mengatakan temuan ini sangat menyarankan pantangan ganja untuk orang muda yang dalam proses belajar."
"Sementara bagi yang terus menggunakan ganja akan menghambat proses pembelajaran." katanya lagi.
Temuan ini menjelaskan bahwa orang yang tidak menggunakan ganja akan belajar lebih baik daripada pengguna ganja.
Tentu saja temuan tersebut adalah studi kecil, dan semua subjeknya adalah pria dari daerah yang sama di Boston.
Namun, pada penelitian sebelumnya, menunjukkan temuan serupa, dengan studi pada tahun 2016 menunjukkan perokok ganja berusia 16 tahun juga mengalami masalah sama.
Ia kesulitan untuk mempelajari informasi baru, Dr.Schuster juga menambahkan.
"Masih banyak pertanyaan terbuka yang harus dipelajari, termasuk apakah perhatian mungkin meningkat dan daya ingat terus meningkat dengan waktu pantang ganja yang lebih lama." katanya.
Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menentukan dengan tepat bahan kimia apa dalam ganja yang merusak memori dan kemampuan untuk menyimpan informasi baru pada pengguna.
Sampai saat itu, bagaimanapun, perokok ganja harus sadar akan risiko yang mereka ambil ketika mereka menggunakan ganja, dan mencoba untuk menghindari terlalu sering menggunakan zat tersebut. (Afif)
Baca Juga: Miliki Hubungan Poliamori, Wanita Ini ‘Berpacaran’ dengan 4 Pria dan Saat Ini Sedang Hamil