Advertorial

Tukang Daging Ini Dituduh Merebus Kucing Hidup-hidup dan Menjadikannya Dompet Serta Baju Lucu, 500 Kucing Dulu Juga Pernah Ketahuan Diangkut

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Menurut organisasi nirlaba itu, sebagian besar kucing yang ditangkap dalam perdagangan itu adalah hewan liar.
Menurut organisasi nirlaba itu, sebagian besar kucing yang ditangkap dalam perdagangan itu adalah hewan liar.

Intisari-Online.com - Pasar untuk daging dan bulu kucing terus berkembang di China.

Dilansir dari Nextshark, pada 1 Desember, Masyarakat Bebas Bulu, sekelompok sukarelawan sedunia yang berkampanye menentang penggunaan bulu binatang, menjelaskan tentang hal tersebut.

Penjualan daging dan bulu kucing di China terus tumbuh.

Lebih jauh, saat ini juga tidak ada undang-undang yang menentang kekejaman terhadap binatang.

Baca Juga: Terungkap, Ternyata Mantan Dirut Garuda Ari Ashkara yang Dipecat Erick Tohir Sudah 'Berburu' Motor Harley Davidson Sejak Tahun Ini, Sosok yang Jadi 'Tangan Kanannya' di Amsterdam pun Terkuak

Menurut organisasi nirlaba itu, sebagian besar kucing yang ditangkap dalam perdagangan itu adalah hewan liar.

Kucing-kucing itu tidak pernah dimusnahkan atau dikebiri.

Sehingga mereka terus bereproduksi pada tingkat yang “mengkhawatirkan”.

Selain itu, beberapa orang diduga juga mengambil kucing peliharaan.

Perlakuan seperti itu membuat pemiliknya mencari-cari dan terkadang menemukan kucingnya dalam pembantaian yang menyedihkan.

"Mereka dijual kepada tukang daging yang merebus mereka hidup-hidup."

"Biar kulitnya menjadi sepatu, sarung tangan, dompet, dll," klaim kelompok Bebas Bulu tersebut dalam sebuah postingan Facebook.

Baca Juga: Pantas Saja Pemerintah Pura-pura Tidak Tahu dengan Aktivitas Perdagangan Narkoba Meksiko, Ternyata Begini Cara Geng Narkoba Meksiko Membungkam Pemerintah

Bulu kucing dan anjing ilegal di negara-negara AS dan UE, tetapi "kulit mereka masuk tanpa spesifikasi," tambah mereka.

Postingan itu sontak mengundang banyak perhatian publik.

"Ini menghancurkan hatiku hingga berkeping-keping."

"Saya menangis," komentar salah seorang Pengguna Facebook.

Sementara yang menanyakan hati nurani pelaku tindakan kejam ini.

"Bagaimana orang bisa melakukan tindakan itu?"

Sebenarnya, kegiatan memakan kucing dan anjing di China adalah legal.

Namun itu hanya tindakan minoritas dan jauh dari aktivitas normal yang dilakukan kebanyakan orang.

Baca Juga: Zul Zivilia Terancam Hukuman Mati: Seperti Inilah Urutan Eksekusi Mati di Nusakambangan, Bikin Napi Didera Tangis Tak Kunjung Henti

Pada 2017, sosial media di China bereaksi juga dengan ketakutan terkait seorang pria yang yang ketahuan mengangkut sekitar 500 kucing.

Beberapa diantaranya adalah hewan peliharaan yang dicuri, dimasukkan ke dalam kandang kecil dan hendak dijual ke restoran.

Sebuah survei lokal pada tahun yang sama mengungjap bahwa 13% penduduk di Yulin - tempat festival anjing tahunan terkenal di Cina - tidak pernah makan anjing, sementara 59% diantaranya jarang mengonsumsinya.

"Yang benar adalah bahwa makan anjing dan kucing bukan bagian dari praktik kuliner arus utama China bahkan di Yulin, rumah dari festival daging anjing," kata Peter Li, spesialis kebijakan China untuk Humane Society International.

Baca Juga: Dipecat Erick Tohir, Harta Kekayaan Dirut Garuda Ari Ashkara Tembus Puluhan Miliar Rupiah, Mulai dari Tanah Ribuan Meter hingga Tiga Mobil Mewah

Artikel Terkait