Advertorial

Kebut Skripsi 7 Hari 7 Malam Tanpa Tidur, Mahasiswa Perguruan Tinggi di Indonesia Ini Harus Mengembuskan Nafas Terakhirnya, Tapi, Ini Pesan Terakhirnya

Muflika Nur Fuaddah
May N
Muflika Nur Fuaddah

Tim Redaksi

Ini dia pesan terakhir mahasiswa ITB yang meninggal setelah mengebut skripsi 7 hari 7 malam tanpa tidur
Ini dia pesan terakhir mahasiswa ITB yang meninggal setelah mengebut skripsi 7 hari 7 malam tanpa tidur

Intisari-online.com -Seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) harus menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 24/11/2019 lalu.

Penyebabnya adalah akibat kelelahan setelah mengebut skripsinya.

Tidak tanggung-tanggung, demi mencapai tujuannya untuk lulus pada tanggal 13/09/2019, mahasiswa yang bernama Jehuda Christ Wahyu memilih mengerjakan skripsi selama 7 hari 7 malam tanpa tidur.

Dia pun berhasil mencapai tujuannya tersebut.

Baca Juga: Mengoleksi 30.000 Foto Anak-anak, Polisi Temukan Pemandangan Mencekam Saat Gerebek Kamar Mahasiswa Jenius yang Sekarang Merupakan PhD Ini

Namun, dia harus membayar mahal dengan akhirnya meninggal dunia.

Sebelum meninggal, Jehuda membagikan ceritanya di akun twitternya.

Kini, curhatan yang juga pesan terakhirnya tersebut menjadi viral.

Mengeluh sakit usai tidak tidur 7 hari 7 malam, siapa sangka Jehuda Christ sempat merasakan kondisi tubuh yang kian menurun.

Baca Juga: Kasus Mahasiswa yang Tewas Karena Organ Vitalnya Ditendang: Ini Alasan Tendangan di Organ Vital Pria Begitu Sangat Menyakitkan

Kondisi tubuh yang menurun membuat Jehuda tak bisa ikut wisuda.

Tapi, dalam curhatannya itu, Jehuda mengaku kondisi tubuhnya sudah lebih baik.

Namun takdir berkata lain, Jehuda dikabarkan telah meninggal dunia lantaran sakit yang dialaminya.

Kisah mahasiswa ITB yang dikabarkan meninggal dunia usai 7 hari 7 malam tidak tidur tampak pada laman Twitter @jechriswa, pada (25/10/2019) lalu.

Baca Juga: Ketika Alumni ITB Berlari 'Mencari Donasi' Sepanjang Jakarta - Bandung

Thread di Twitter yang dibuat Jehuda diberi judul Anemia of chronic disease, skripsi, dan wisuda ITB.

Utasan tersebut bermula saat ia mengaku mengerjakan skripsi sampai tak tidur di malam hari selama 7 hari 7 malam.

"Cerita nya dimulai dari gue ngerjain skripsi sampe mau mati, 7 hari berturut2 malem ga tidur, siang nya tidur. Sampe ujung ujung nya sidang (13 sept) gue dinyatakan lulus. Puji Tuhan," tulis @jechriswa mengawali cerita.

Lantaran hal tersebut Jehuda merasa kebahagiaannya berkurang sebab tak lagi bisa merasakan makanan enak.

Baca Juga: Viral Skripsi 3.045 Halaman, Muharom Gani Irwanda: Saya Kerjakan Dalam Waktu 3 Minggu!

"Trus kebahagiaan gue berkurang karna ketika makan setelah sidang, kok rasa makanan nya ga enak.

Yauda terus gue ga apa apain. Sambil urus yudisium, nafsu makan gue terus berkurang. Gue makan sehari sekali kali," lanjutnya.

Mahasiswa asal Cikarang itu pun langsung memeriksakan dirinya ke beberapa rumah sakit.

Dari hasil pemeriksaan, dia pernah didiagnosa beberapa dugaan sakit mulai dari tipes, darah rendah, infeksi kronis, hingga diduga sakit ginjal.

Baca Juga: Mahasiswa yang Sidang Skripsinya Diuji Menteri Sri Mulyani, ‘Ayah Saya Hanya Lulusan SD dan Saya Sarjana Pertama di Keluarga'

Namun, setiap periksa, Jehuda selalu memberikan hasil diagnosis yang berbeda-beda.

Ada yang mengira sakit paru-paru (TBC), DBD, hingga anemia.

Ia bahkan tak sempat ikut wisuda lantaran kondisi tubuhnya tidak memungkinkan.

Kian hari, ia merasa semakin lemas dan kurus pucat.

Ia juga mengaku nadinya deg-degan meskipun usai diperiksa jantungnya normal.

Baca Juga: Inilah Sederet Perjuangan Rina, Mahasiswi UIN yang Meninggal Setelah Sidang Skripsi lalu Digantikan Ayahnya Saat Wisuda

"Hasil rekam jantung menunjukan jantung gue normal, tapi nadi gue deg deg an. Gabisa membuang semua kemungkinan ada masalah jantung. Tapi untung nya darah gue udh jauh lebih baik, meski masih anemia juga," terang @jechriswa.

Jehuda mengaku kondisinya kian membaik dan memberi pesan agar tetap menjaga kesehatan.

"Sekarang gue udh semakin baikan. Inti dari semua ini: KALO MAU NGERJAIN TA1 DAN TA2 PLIS PLIS PLIS JAGA KESEHATAN JUGA. Sedih hatiku hancur berkeping keping gaikut rangkaian wisuda himpunan samsek.

Daan aku berhenti merokok. Stay healthy guys. Ya. Aku merokok, bagi yg belum tau wkwkw, tapi udah ngga lagi.

Baca Juga: Gempar Mahasiswa Kedokteran Meninggal Usai Donorkan Sperma di Kampus, Dokter Kaget Temukan Fakta Mengejutkan Ini

Jaga kesehatan semuanya! Aku menyesal kenapa bisa sakit, ya emang gatau sih sakit apa. Silahkan yg mau meneliti 7x hasil lab darah ku aku terbuka banget wkakwka," pungkasnya.

Thread tersebut telah mendapat banyak respon.

Hingga artikel ini dibuat, telah dibagikan sebanyak 3.401 kali dan mendapat like 6.641 dan 276 komentar.

Dari kolom komentar, Jehuda disebut meninggal dunia pada tanggal 24 November 2019 lalu.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Herayati, Anak Tukang Becak yang Berhasil Jadi Dosen ITB di Usia 22 Tahun

Dilansir dari Instagramnya @jechriswa, kabar tersebut dibenarkan oleh sang kakak.

Sang kakak membuat highlight di instagram Jehuda dengan mengunggah ucapan duka dari teman-teman adiknya.

"Terima kasih atas semua ucapan bela sungkawa yang tulus. Ini sangat berarti bagi dia adik saya dan keluarga. Ini kakaknya mengelola akun untuk sementara," tulis yang tampak pada awal highlight Instagram berikut.

Ya, Jehuda diketahui memiliki kakak perempuan pemilik akun Instagram @deacwm.

Baca Juga: Tinggal Sidang Skripsi, Mahasiswi Cantik Ini Tewas Secara Tragis Akibat Begal!

Sementara dari laman Instagram sang kakak, juga terdapat highlight yang berisi kenangan bersama Jehuda.

Dari dua laman Instagram dan Twitter, banyak netizen yang turut memberikan ucapan belasungkawa atas berpulangnya mahasiswa ITB tersebut. (Salma Fenty)

Artikel ini telah tayang di TribunMataram.com dengan judul Mahasiswa ITB Meninggal Setelah Kebut Skripsi 7 Hari 7 Malam Tak Tidur, Curhatannya di Twitter Viral

Artikel Terkait