Namun, sebagian kooperatif ketika diperiksa. "Sudah dinonaktifkan per hari ini. Sebenarnya total ada 12 orang.
Tapi ada beberapa orang yang dipanggil kemudian ada itikad mengembalikan yang tersebut ke Bank DKI.
Jadi beberapa orang sudah selesai urusannya. Nah, tinggal beberapa orang lagi," ungkap Arifin.
Menurut dia, saat ini para anggota Satpol PP tersebut berupaya untuk mengembalikan uang yang telah mereka ambil.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini memberi klarifikasi soal dugaan pencurian uang oleh oknum Satpol PP dari rekening Bank DKI.
Dalam keterangan pers Senin (18/11/2019), Herry menegaskan bahwa dugaan pencurian uang tersebut tidak benar.
Menurut dia, kasus yang terjadi tidak ada hubungannya dengan dana nasabah yang ada di Bank DKI karena pencurian terjadi pada mesin ATM bank lain.
Layanan dan kegiatan operasional perbankan bahkan tetap berjalan dengan normal.
Herry mengklaim Bank DKI menjamin keamanan dana nasabahnya.
Herry mengungkapkan bahwa sejak awal permasalahan ini terangkat ke permukaan, Bank DKI sebelumnya sudah melaporkan kasus ini kepada pihak penegak hukum.
"Atas permasalahan ini, sejak awal kami sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait," ujar Herry.
Sekali lagi, Herry menegaskan bahwa nasabah tidak perlu khawatir untuk tetap menggunakan layanan Bank DKI seperti biasa dan dana nasabah yang berada di Bank DKI dijamin aman.
(Ryana Aryadita Umasugi).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bobolnya ATM Bank Swasta oleh Anggota Satpol PP, Uang Diambil tapi Saldo Tak Berkurang
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR