Advertorial
Intisari-Online.com – Tahukah Anda bahwa benda-benda yang Anda sentuh atau pegang setiap hari ternyata kotor dan banyak kumannya?
Apa yang Anda pegang setiap hari? Dari sikat gigi, tas, ponsel, bahkan tombol lift.
Ya, tanpa kita sadari, ternyata kita banyak bersentuhan dengan benda-benda yang nyatanya kotor dan bahkan mengandung banyak kuman.
Coba saja simak sederet daftar di bawah ini. Pernahkah Anda menyadari bahwa benda-benda tersebut lebih kotor, bahkan dibandingkan dengan alas duduk kloset sekalipun.
Baca Juga: Suhu Udara Melebihi 40 Derajat Celsius, Wanita Ini Gunakan Kotoran Sapi untuk Dinginkan Mobil
1. Ponsel pintar dan gawai
Di tahun 2013, tim peneliti Inggris memeriksa 30 gawai, 30 ponsel dan alas duduk kloset di kantor.
Dari penelitian itu ditemukan, gawai mengandung 600 unit bakteri staphylococcus (staph: bisa menyebabkan infeksi kulit).
Lalu, ponsel mengandung 140 unit bakteri. Sementara, dudukan toilet hanya memiliki kurang dari 20 unit bakteri.
2. Keran air
Keran di kamar mandi bisa memiliki 21 kali lebih banyak bakteri dibanding dudukan toilet. Sementara keran di dapur bahkan mencapai 44 kali lebih banyak.
Maka, kita disarankan untuk menggunakan desinfektan dan membersihkan wastafel secara teratur.
3. Tas
Saat memeriksa 25 tas tangan, peneliti menemukan bahwa tas rata-rata tiga kali lebih kotor dibanding alas duduk kloset.
Tas yang digunakan secara rutin, bahkan 10 kali lebih kotor. Tali tas yang mengandung paling banyak bakteri.
Bahkan, virus radang lambung terbukti ada yang berasal dari tas belanja yang digunakan ulang.
4. Sikat gigi
Sejauh kamu menyiram toilet, semburan air yang mengandung kotoran bisa menyebar hingga sejauh enam meter.
Demikian diungkapkan Dr Philip Tierno Jr, pakar mikorobiologi di New York University.
Sehingga, jika kamu membiarkan sikat gigi dalam kondisi terbuka di atas wastafel, kotoran bisa hinggap di sikat gigimu.
5. Tombol lift
Hasil studi di Universitas Toronto menemukan, tombol lift mengandung lebih banyak bakteri dibandingkan alas duduk kloset.
Studi lain di Arab Saudi mengatakan, 97 persen tombol lift terkontaminasi. Disebutkan, satu diantara 10 lift memiliki kuman yang bisa menyebabkan keracunan makanan atau infeksi sinus.
6. Handuk
Dr. Peter Barratt, Direktur Initial Washroom Hygiene, mengatakan kepada MailOnline, bakteri membutuh tiga elemen untuk berkembang. Ketiga elemen itu adalah kelembapan, suhu hangat, dan materi organik.
Baca Juga: 5 Kesalahan Medis yang Pernah Terjadi, Salah Satunya Handuk Tertinggal di Usus Pasien
"Tentu handuk menjadi basah dan partikel kulit mati menempel padanya usai digunakan. Ini menjadi makanan organik bagi mikroba," kata dia.
Jadi, sebaiknya handuk dicuci seminggu sekali dengan suhu panas.
7. Mesin ATM
Setiap tombol yang kamu pencet pada anjungan tunai mandiri (ATM), rata-rata mengandung 120 kuman - termasuk virus influensa dan E. coli.
Baca Juga: Tak Bisa Tarik Uang dari Mesin ATM, Pria Ini Mengamuk dan 'Tusuk' Mesin ATM dengan Pisau
Data ini diungkapkan pada peneliti Universitas Arizona. Disebutkan pula, sebanyak 94 persen lembaran uang membawa bakteri yang bisa mendatangkan penyakit. Ini merupakan hasil studi Southern Medical Journal.
8. Karpet
Bakteri senang bermukim di dalam karpet. Menurut Readers Digest, rata-rata per orang kehilangan 1,5 juta sel kulit setiap jam, dan karpet memiliki 200.000 bakteri per inci persegi.
Artinya, karpet bagaikan surga makanan (sel kulit) bagi bakteri. Jadi, amat baik untuk membersihkan karpet dengan sistem uap setidaknya setahun sekali.
9. Talenan
Ada 200 kali lebih banyak bakteri fecal (bakteri yang ditemukan pada tinja) pada talenan biasa dibandingkan dengan dudukan WC.
Pandangan ini diungkapkan pakar kebersihan Dr. Gerba kepada Fairfax. Pengolahan makanan mentah mewujudkan kondisi yang ideal bagi kuman.
"Dan, mengelap meja dapur justru akan semakin menyebar kuman," kata Gerba. (Glori K. Wadrianto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Benda Harian yang Lebih Kotor daripada Alas Duduk Kloset"
Baca Juga: Inilah Daftar Sayuran & Buah-buahan Terkotor yang Sering Kita Konsumsi