Advertorial
Intisari-online.com -Semakin macetnya kota Jakarta menyebabkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menggiatkan pembangunan jalur sepeda.
Diyakini pembangunan ini mampu mengurangi kemacetan, polusi serta juga mampu memberi pola hidup sehat bagi masyarakat kota Jakarta.
Target yang dipasang sangatlah tinggi, yaitu 200 Km pada 2020 mendatang, dengan polanya pola 35 yaitu setiap 5 meter jalur sepeda dengan garis putih akan ada blok marka hijau sepanjang 3 meter.
Biaya yang dianggarkan pun tidak sedikit, sekitar Rp 62 miliar digunakan untuk membangun jalur sepeda lanjutan sesuai pernyataan dari Syafrin usai beliau melakukan uji coba jalur sepeda fase tiga di Terowongan Kendal, Menteng, Jakarta Pusat.
Tahun 2019 ini sendiri DKI sudah memiliki 63 kilometer jalur sepeda yang terus diji coba oleh Pemprov.
Namun, sejauh ini jalur sepeda yang ada di Jakarta dianggaap belum ramah bagi pesepeda.
Salah satunya disebutkan oleh Pengamat Transportasi Azaz Tigor Nainggolan.
Menurut dia, Pemprov harus membuat aturam yang jelas dan tegas untuk melindungi hak pesepeda.
Baca Juga: Kenapa Habis Kenyang Terus Ngantuk? Ini Penjelasan dan Cara Mengakalinya
"Harus ada aturannya yang tegas dan jelas, sehingga itu dibuat rambu. Kan kalau kita lihat sekarang masih banyak pesepeda motor yang masuk, bahkan jadi tempat parkir," kata Azaz pada Selasa (29/10/2019).
Jika dibandingkan dengan kota-kota lain di luar negeri, Jakarta terbilang terlambat dalam menerapkan jalur sepeda.
Tetapi, keterlambatan Jakarta bisa jadi keuntungan untuk mempelajari bagaimana kota-kota lain menerapkan jalur tersebut.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah cara negara-negara lain menerapkan jalur sepeda di kota mereka.
1. Bangkok, Thailand
Baca Juga: Kutil Bisa Dihilangkan dengan Lakban, Praktis dan Hanya Perlu Waktu Singkat, Begini Caranya
Lebar jalur sepeda di kota ini sekitar 1,4 meter dengan warna hijau lengkap dengan ilustrasi orang mengendarai sepeda di atasnya.
Jalur sepeda di Bangkok dibuat khusus di antara aspal dan trotoar dengan pemisah jalur sepeda menggunakan separator berwarna kuning setinggi 30 cm.
Material yang dipakai adalah karet alami untuk traksi lebih baik bagi pengendara sepeda walaupun dalam kondisi hujan.
2. Singapura
Jalur bersepeda di Singapura dibangun dengan cara mengurangi dan menata ulang jalur pejalan kaki
Di kawasan pemukiman juga terdapat jalur khusus yang dilengkapi dengan rambu-rambu cukup banyak bagi pesepeda.
Jalur bertuliskanPark Connector Network(PCN) terdapat di taman kota yang dapat digunakan pesepeda untuk berpindah dari taman satu ke taman lainnya.
Selain itu, lajurnya juga dipermudah dengan petunjuk arah agar pesepeda dapat menuju lokasi yang diinginkan.
Jalur PCN steril dari kendaraan bermotor sebab selalu diawasi oleh petugas melalui CCTV.
3. Amsterdam, Belanda
Kota Amsterdam, Belanda disebut sebagai salah satu kota yang paling ramah terhadap pesepeda.
Bahkan, Amsterdam sampai disebut surganya pesepeda di dunia.
Dikutip dari akun Youtube Bloomberg, kota seluas 219 Km persegi ini memiliki jalur sepeda sepanjang 500 Km.
Kota ini memiliki sejarah cukup panjang sebelum akhirnya dinobatkan sebagai surganya pesepeda. Dulunya setelah perang dunia kedua, keberadaan sepeda sempat tergerus oleh mobil.
Kondisi ini membuat warga mulai beralih menggunakan sepeda. Di tahun 1978, Pemerintah Belanda mulai menerapkan sistem woonerf atau berbagi ruas jalan untuk berbagai kepentingan.
Bedanya dengan di Indonesia, sistem ini berhasil membuat pengendara mobil menurun drastis dan pengendara sepeda meningkat.
4.Göttingen, JermanDi kota ini, terdapat jalur sepeda di samping kanan jalan raya dalam kota.
Taman kecil digunakan sebagai pembatas.
Jalur sepeda di sini diberi warna berbeda dengan jalur pejalan kaki ataupun trotoar pejalan kaki.
Selain itu, biasanya juga terdapat dua jalur, ada yang di pinggir jalan dan jalur untuk menikmati alam.
Di sepanjang jalan dilengkapi rambu-rambu yang menunjukkan peraturan yang berlaku di jalur tersebut dan ada juga polisi yang khusus mengawasi pesepeda.
5. Moskow, Rusia
Jalur sepeda biasanya ada di taman-taman. Namun, jalur sepeda di kota yang dijuluki seribu taman ini hampir menghubungkan seluruh kota.
Jalur sepeda di sana pun dapat terkoneksi dengan metro atau stasiunm, serta diberi warna berbeda dengan jalur pejalan kaki biasa.
Pejalan kaki dilarang keras untuk berjalan di jalur tersebut.
Sementara untuk jalan raya yang ada di pusat kota, pesepeda harus melewati trotoar. Namun jangan khawatir, ukuran trotoar di Moskow sangat luas berkisar delapan meter sehingga mampu menampung pesepeda dan pejalan kaki.
Pesepeda diharamkan melewati sebuah jalur khusus bagi penyandang disabilitas. Lokasi jalur sepeda yang ada di atas trotoar menghilangkan kemungkinan kendaraan seperti mobil dan sepeda motor merangsek ke jalur sepeda.
Ada CCTV yang selalu mengawasi setiap sudut jalan apabila ada pelanggaran.
Selain itu, mirip dengan Jerman, kereta-kereta dalam kota juga dilengkapi sebuah gerbong yang memperbolehkan sepeda ukuran apapun ikut didalamnya (Jimmy Ramadhan Azhari)
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Melihat Jalur Sepeda di Lima Kota Dunia, Bisa Jadi Contoh Bagi Jakarta