Advertorial

Penelitian: Generasi Milenial Umurnya Lebih Pendek Daripada Generasi Lain, Apa Penyebabnya?

K. Tatik Wardayati
Mentari DP

Tim Redaksi

Pada generasi milenial inilah segala temuan dan kemajuan teknologi ditemukan yang dapat mengubah cara hidup orang di seluruh dunia.
Pada generasi milenial inilah segala temuan dan kemajuan teknologi ditemukan yang dapat mengubah cara hidup orang di seluruh dunia.

Intisari-Online.com – Anak-anak muda sekarang yang lahir sekitar tahun 2000-an sering kali kita sebut sebagai generasi milenial.

Mungkin banyak dari kita yang berpikir bahwa hidup mereka itu menyenangkan dan mengasyikkan.

Bagaimana tidak?

Pada generasi milenial inilah segala temuan dan kemajuan teknologi ditemukan yang dapat mengubah cara hidup orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Seorang Influencer Instagram Mengatakan Belajar Tentang Perang Dunia II Berbahaya Bagi Kesehatan Mental Milenial, Kok Bisa?

Dengan kemajuan teknologi tersebut, mereka tidak perlu menggerakkan badan, segalanya bisa disediakan di depan mata.

Namun, sebenarnya generasi ini menghadapi masalah yang mengancam jiwa.

Sebuah laporan baru oleh Blue Cross Blue Shield (BCBS) memperkirakan, generasi milenial kemungkinan meninggal dunia lebih muda daripada generasi lain, karena masalah kesehatan yang semakin meningkat dan melambungnya biaya perawatan kesehatan.

BCBS adalah federasi organisasi dan perusahaan yang menyediakan asuransi kesehatan bagi lebih dari 100 juta orang di AS.

Baca Juga: Mengaku Sebagai Satu-satunya Generasi Milenial Dalam Kabinet Jokowi, Ini Janji Nadiem Makarim Sebagai Mendikbud

Laporan terakhirnya meneliti pola kesehatan milenial saat ini.

Bersama dengan analis dari Moody's Analytics, BCBS mengumpulkan data dari para anggotanya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan studi kesehatan sebelumnya.

Tim peneliti menemukan beberapa temuan menarik tentang milenial.

Generasi milenial berisiko terserang lebih banyak penyakit, menghadapi tantangan keuangan, dan risiko kematian dini dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen X.

BCBS mengatakan selama 10 tahun ke depan, milenial kemungkinan akan menghadapi peningkatan angka kematian hingga 40 persen dan membayar tiga kali lebih tinggi untuk perawatan kesehatan.

Para analis mengatakan, masalah kesehatan dapat dikaitkan dengan meningkatnya masalah “perilaku kesehatan” di kalangan milenial.

Generasi milenial telah mengalami tingkat depresi, kecemasan, ADHD, dan penyalahgunaan zat yang tinggi.

Antara 2014 dan 2017, jumlah depresi dan hiperaktivitas yang didiagnosis meningkat 30 persen di kalangan millenial.

Baca Juga: Keju Tak Selamanya Berdampak Buruk, Ini Manfaat Makan Keju, Produk Susu yang Digandrungi Kaum Milenial

Sampai saat ini, orang-orang berusia 30 dan 39 tahun, memiliki risiko lebih rendah pada kematian akibat penyakit jantung dan kanker, yang mana ini telah memengaruhi Gen X.

Namun, generasi millenial lebih mungkin meninggal dunia karena situasi yang dapat dicegah, seperti overdosis yang tidak disengaja, bunuh diri, dan pembunuhan.

Laporan BCBS menyatakan, dampak kondisi kesehatan dan biaya perawatan akan menjadi masalah besar bagi generasi muda.

Generasi yang kurang sehat juga dapat berdampak pada negara. Menjadi sakit dapat mengurangi produktivitas dan kontribusi kaum milenial.

“Didefinisikan sebagai generasi yang lahir dari 1981 hingga 1996, mereka adalah generasi terbesar, paling berpendidikan, dan paling terhubung di dunia yang pernah ada,” tulis laporan tersebut.

"Namun, data terbaru juga menunjukkan permulaan dari pola kesehatan yang bermasalah yang dapat menghambat kemakmuran generasi milenial, dan pada gilirannya kemakmuran negara." (Bestari Kumala Dewi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Generasi Milenial Berumur Lebih Pendek Ketimbang Generasi Lain?"

Baca Juga: Kasihan Banget, Hasil Survei Menyatakan Milenial Asia Paling Sedikit Jam Tidurnya Akibat Tuntutan Sosial dan Persaingan Kerja!

Artikel Terkait