Advertorial

Gunakan Pisau, Batu dan Tanpa Obat Bius, Beginilah Cara Suku Aborigin Pedalaman Melakukan Sunat

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Acara inisiasi atau sunat ini dilakukan bersama dengan memberikan sayatan supaya muncul bekas luka di dada, bahu, lengan dan bokong.
Acara inisiasi atau sunat ini dilakukan bersama dengan memberikan sayatan supaya muncul bekas luka di dada, bahu, lengan dan bokong.

Intisari-Online.com - Peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan lelaki muda Aborigin adalah upara inisiasi yang akan menjadikannya pria dewasa.

Ini dilakukan saat tanda pubertas pertama mulai muncul.

Acara inisiasi atau sunat ini dilakukan bersama dengan memberikan sayatan supaya muncul bekas luka di dada, bahu, lengan dan bokong.

Kemudian luka tersebut diisi pasir supaya menghasilkan bekas luka yang semakin beras, dengan demikian bekas luka itu akan menunjukkan dia telah dewasa.

Baca Juga: Kebun Binatang di Indonesia Ini Disebut Sebagai 'Kebun Binatang Neraka', Lihat Saja Kondisinya yang Mengenaskan

Sedangkan pada seorang perempuan upacara inisiasi terjadi pada saat menstruasi pertama, pantatnya akan disayat setelah itu dia bisa melakukan perkawinan.

Untuk seorang pria, sunat dilakukan ketika janggutnya mulai tumbuh.

Pria muda itu duduk di atas batu sementara organ vitalnya akan dipotong dengan batu dan pisau.

Hal itu dilakukan tanpa menggunakan obat bius.

Organ vital yang telah dipotong akan ditekan dengan batu yang diduduki oleh pemudua itu, hal ini dilakukan untuk membuat "kejantanannya" terlihat indah.

Baca Juga: Polisi Kembali Temukan Puluhan Migran dalam Truk di Yunani Terkait Kasus Perdagangan Manusia

Setelah itu bungan merah diletakkan pada luka organ vitalnya, hal itu dilakukan supaya membuatnya berwarna semerah mungkin pada bagian dalam.

Setelah upara inisiasi selesai, pemuda tersebut diminta untuk membuat ujung tombak dengan batu yang digunakan untuk memotong organ vitalnya.

Konon dengan batu itu tombaknya bisa melepaskan api dan petir.

Dengan demikian, pria yang ini dicap sudah dewasa karena sudah melakukan inisiasi, juga bisa bertarung dengan musuhnya karena kekuatannya.

Baca Juga: Meski Asam, Ini Alasan Mengapa Lemon Masuk dalam Menu Diet Kita

Meski demikian, tombak ini seringkali digunakan untuk mencari kayu bakar.

Konon mereka merubuhkan pohon dengan kekuatan petir kemudian mengambil kayu untuk digunakan sebagai kayu bakar.

Tombak mereka yang sakral biasanya di hiasi dengan ular kuning, simbol ini melambangkan kekuatan petir.

*Tulisan ini dikutip dari bradshawfoundation tulisan Dr. Anreas Lommel.

Baca Juga: Ingin Daftar CPNS 2019? Jangan Lupa Buat SKCK Online, Begini Cara Membuatnya

Artikel Terkait