Pada saat berudu, katak ini berwarna coklat tua yang condong ke oranye-coklat dan berubah menjadi coklat pucat pada saat dewasa.
Secara akustik, suara individu jantan Katak Tanduk Kalimantan ini memiliki variasi yang lebih banyak dan lebih panjang jika dibandingkan dengan Katak Tanduk Pinokio.
“Berdasarkan hasil analisis dari tiga metode pendekatan tersebut kami menyimpulkan bahwa jenis tersebut merupakan jenis baru dan kemudian diberi nama Megophrys kalimantanensis,” ujar Amir.
Habitat
Penemuan Katak Tanduk Kalimantan yaitu di bagian Pegunungan utara Borneo (Sarawak dan Sabah), Malaysia serta Pegunungan Meratus yang masuk wilayah Indonesia.
Kedua lokasi ini mengejutkan para peneliti, karena lokasinya terpisah cukup jauh yaitu sekitar 950 kilometer.
Meski cukup jauh, tetapi kedua populasi tersebut memiliki variasi genetik yang sangat rendah dan menunjukkan sebagai jenis yang sama.
“Batas negara antara Malaysia dan Indonesia tidak berlaku untuk jenis baru ini.
Hamparan lahan gambut dan hutan dataran rendah antara bagian utara dan selatan di pulau Kalimantan ini sepertinya menjadi pembatas, sehingga jenis baru ini hanya dapat ditemukan di kawasan pegunungan baik di utara maupun selatan pulau,” ujar Amir.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR