Hal ini karena awan lenticular dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin. Agie mengatakan, awan jenis ini biasanya ditemui di sekitar area gunung.
Meski demikian, fenomena ini juga dapat terbentuk di atas dataran yang luas.
Karena perbedaan kecepatan angin pada berbagai lapisan akibat adanya pertemuan massa udara basah dan massa udara dingin.
“Jadi di gunung itu punya mekanisme gelombang gunung, gelombang ini salah satunya ya awan lenticular ini. Ini tipikal awan di gunung,” jelas Agie.
Secara umum, Agie menjelaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya bagi pendaki karena tidak terjadi badai di sekitar awan tersebut.
Hanya saja, ia mewaspadai suhu udara yang menjadi lebih dingin dari biasanya karena suhu dingin menjadi salah satu pendukung pembentukan awan lentikular.
Selain itu, fenomena awan lenticular ini juga menjadi kendala bagi penerbangan yang akan melewati daerah tersebut.
Hal ini karena gelombang gunung dan pusaran angin yang kencang dapat menyebabkan turbulensi pada pesawat.
Meski begitu, awan lenticuar ini adalah salah satu fenomena alam yang indah untuk diabadikan. (Sukoco /Bhakti Satrio Wicaksono)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR