Advertorial
Intisari-Online.com – Sejak lahir pada 6 Mei 2019, Archie Mountbatten-Windsor sudah menjadi perhatian publik.
Archie Mountbatten-Windsor merupakan anak sulung dari Pangeran Harry dan Meghan Markle. Bayi yang kini berusia empat bulan tersebut berada di urutan ketujuh dalam garis suksesi takhta Inggris.
Beberapa orang bertanya-tanya, seperti apakah wajah bayi Archie?
Sebab baik Pangeran Harry dan Meghan Markle atau keluarga kerajaan Inggris belum memperlihatkan bayi Archie kepada publik sejak dia lahir.
Nah, kini Anda boleh puas. Sebab, Pangeran Harry dan Meghan Markle membawa bayi Archie dalam acara pertemuan dengan Uskup Desmond Tutu di Afrika Selatan pada Kamis (26/9/2019) kemarin.
Dari berbagai foto yang di dapatkan media, bayi Archie tampak menggemaskan dengan pipinya yang bulat dan wajahnya yang riang di gendongan sang ibu.
Bahkan media-media menyandingkan foto Archie dengan foto Pangeran Harry ketika masih balita.
Hasilnya, bayi Archie terlihat sangat mirip dengan sang ayah!
Sebenarnya kemiripan Archie dengan ayahnya sudah dibocorkan oleh komedia Ellen DeGeneres yang berkesempatan menemui pasangan kerajaan ini di London beberapa waktu lalu.
“Yang paling penting adalah aku bisa menggendong si kecil Archie. Ia terlihat seperti Harry,” ucap Ellen.
Baca Juga: Baru Kemarin Dilantik, 335 Anggota DPR dan DPD Tak Hadiri Sidang Paripurna Hari Ini
Benarkah wajah bayi lebih mirip ayah ketimbang ibu?
Seperti pada kebanyakan orang, ketika mereka melihat bayi yang baru lahir, khususnya anak pertama, orang pastik akan berkomentar, ‘Wah, mirip dengan ayahnya yah!’.
Apakah Anda pernah menyadarinya? Atau jika Anda anak pertama, benarkah Anda mirip ayah Anda?
Secara umum, jarang ada orang yang langsung mengatakan bahwa bayi, yang anak pertama, lebih mirip ibunya.
Dan faktanya, ini bukanlah omong kosong belaka. Sudah ada penelitian yang membuktikannya.
Dilansir dari kompas.com pada tahun 2011 silam, pada tahun 1995 pernah dilakukan sebuah penelitian dengan melibatkan 122 orang.
Di mana mereka diminta mencocokkan gambar-gambar anak usia 1, 10, dan 20 tahun yang tidak pernah melihat foto-foto ayah dan ibu mereka.
Hasilnya, sebagian besar orang dalam penelitian ini ternyata mampu mencocokkan setengah dari gambar bayi dengan ayah mereka.
Sementara tingkat kecocokkan antara bayi dan ibunya jauh lebih rendah.
Namun angka tersebut berubah pada foto anak usia 20 tahun. Sebab, ditemukan kesukaran dalam mencocokkan wajah mereka dengan orangtuanya.
Hanya dengan fakta itu, peneliti menjelaskan bahwa seandainya pria tidak tahu bahwa dia punya anak, maka hanya dengan menyadari adanya kemiripan antara dirinya dan sang bayi, maka ia akan tahu bahwa bayi itu anaknya.
Ada juga studi lain dari Nicholas Wade.
Pada tahun 2006 dalam bukunya yang berjudul Before the Dawn: Recovering the Lost History of Our Ancestors, dia mendukung teori ini.
Sebenarnya, buku ini memaparkan sejarah leluhur kita, yang jejaknya bisa dilacak dari banyak sumber, termasuk DNA.
Hanya saja, di dalam buku ini disebutkan pula mengenai reproduksi dan bagaimana hal itu memengaruhi budaya manusia.
Contoh, Nicholas menjelaskan bahwa karena laki-laki harus bekerja keras untuk membesarkan anaknya.
Tak heran mereka harus mendapat kepastian bahwa bayi tersebut memanglah anaknya.
Hanya saja kepastian tersebut tak melulu dengan bukti nyata, seperti pernikahan atau akta kelahiran.
Melainkan bisa juga jika si bayi cenderung memiliki fitur-fitur wajah yang sama dengan ayah mereka.
Memang, kita tidak bisa langsung menyamakan semua bayi. Bisa saja si bayi mirip ibunya, neneknya, atau bahkan paman-bibinya.
Hanya saja, terkadang bayi, khususnya anak pertama, mendapat "sumbangan" lebih banyak pihak dari ayahnya dan itulah yang membentuk wajah bayi.
Anda setuju?