Advertorial

Bukan Tanda Pemalas, Ini Alasan Kenapa Kita Butuh Tidur Siang 1 atau 2 Kali dalam Seminggu

Nieko Octavi Septiana
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Saking ingin produktifnya, terkadang kita melupakan bahwa ada hal di dunia ini yang disebut 'tidur siang'.
Saking ingin produktifnya, terkadang kita melupakan bahwa ada hal di dunia ini yang disebut 'tidur siang'.

Intisari-Online.com -Tidur merupakan kebutuhan biologis yang dibutuhkan setiap manusia.

Namun kadang-kadang tidur dikaitkan dengan embel-embel pemalas dan tidak produktif.

Biasanya orang akan tidur di malam hari setelah beraktivitas di siang hari.

Sementara pada siang harinya orang-orang memilih untuk fokus dalam melakukan pekerjaan dan merasa lebih produktif menjalani kehidupan.

Baca Juga: Ria Irawan Alami Metastasis: Faktanya, Kebiasaan Tidur Masyarakat Indonesia Ini Juga Bisa Bikin Sel Kanker Menyebar dengan Cepat dalam Tubuh

Saking ingin produktifnya, terkadang kita melupakan bahwa ada hal di dunia ini yang disebut 'tidur siang'.

Masih banyak orang yang mengabaikan tidur siang.

Hal tersebut wajar, karena pada siang hari biasanya orang-orang memang melakukan aktivitas seperti sekolah atau kerja.

Padahal tidur siang juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

Melansir Daily Mail, Senin (9/9/2019), dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal,sementara tidur malam itu perlu, tidur siang juga berperan dalam menjaga kesehatan.

Menurut penelitian, orang yang terus terjaga di siang hari memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung dan stroke.

Para peneliti menemukan orang yang tidur siang sekali atau dua kali seminggu memiliki risiko hampir 50 persen lebih rendah terkena serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah tidur siang hari.

Meski begitu, tidur lebih dari dua kali seminggu tidak memiliki manfaat lebih lanjut pada kesehatan jantung.

Kurang tidur meningkatkan risiko aterosklerosis, yang merupakan penumpukan plak di arteri tubuh yang menyebabkan mereka menyempit dan mengeras.

Baca Juga: Tolak Tukar Pemberian Sumbangan dengan Tidur Bersama, Relawan Amal Ini Diserang 'Calon Donatur'

Para ilmuwan mengatakan sweet spot untuk tidur adalah delapan jam per malam.

Tidur siang bisa menjadi alat untuk membantu orang mencapai'angka 8 jam' itu jika mereka melewatkannya malam sebelumnya.

Tim peneliti dari Rumah Sakit Universitas Lausanne di Swiss memantau 3.400 orang berusia 35 hingga 75 tahun selama rata-rata lima tahun.

Mereka mengamati hubungan antara frekuensi tidur siang dan durasi tidur siang rata-rata, dan risiko serangan jantung atau stroke.

Selama lima tahun ada 155 serangan jantung atau stroke.

Tidur siang sekali hingga dua kali seminggu dikaitkan dengan risiko yang hampir separuhnya (48 persen) dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur sama sekali.

Baca Juga: 6 Perawatan Alternatif Alami untuk Atasi Stroke, Anda Dapat Melakukan Perubahan Gaya Hidup!

Penulis studi Dr Nadine Hausler mengatakan tim memperhitungkan faktor-faktor potensial yang dapat mempengaruhi penelitian.

Dr Hausler, dari Rumah Sakit Universitas Lausanne, mengatakan, "Asosiasi ini berlaku setelah memperhitungkan faktor-faktor yang berpotensi berpengaruh, seperti usia, dan durasi tidur malam hari, serta risiko penyakit kardiovaskular lainnya, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol.

"Dan itu tidak berubah setelah memperhitungkan kantuk yang berlebihan di siang hari, depresi, dan tidur teratur selama setidaknya enam jam semalam."

Dia mengatakan, hanya orang berusia di atas 65 dan sleep apnea berat yang masih berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke jika mereka adalahorang yang biasa tidur siang.

Naveed Sattar, Profesor Metabolic Medicine di University of Glasgow, mengatakan mereka yang tidur siang teratur cenderung lebih sehat secara keseluruhan.

Dia menambahkan, "Mereka yang tidur satu hingga dua kali per minggu memiliki gaya hidup yang lebih sehat atau kehidupan yang teratur yang memungkinkan mereka tidur siang, sedangkan mereka yang tidur siang hampir setiap hari cenderung lebih sakit.

"Ini berarti pola tidur siang yang pertama (satu atau dua kali seminggu)adalahdisengaja dan yang pola terakhir dari tidur siang (yanglebih sering dalam seminggu)kemungkinan merupakan penyakit sub-klinis yang terkait dengan gaya hidup yang lebih buruk."

"Ini kemudian akan menjelaskan risiko diferensial."

Meski begitu ia menegaskan bahwa pola tidur siang satu atau dua kali seminggu akan meningkatkan kesehatan jantung.

"Untuk saat ini, jauh lebih baik untuk tidur nyenyak secara teratur dan mengikuti saran gaya hidup yang biasa dari diet yang baik dan tingkat aktivitas yang layak."

Baca Juga: Ria Irawan Alami Metastasis: Faktanya, Kebiasaan Tidur Masyarakat Indonesia Ini Juga Bisa Bikin Sel Kanker Menyebar dengan Cepat dalam Tubuh

Artikel Terkait