Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang bayi berusia tiga bulan meninggal, hanya lima minggu setelah ia pulang dari rumah sakit karena tengkoraknya patah, menurut hasil penyelidikan koroner.
Orangtua Reyhana Qailah Mohamad Shiddiq, Nurraishah Mahzan (31) dan Mohamed Shiddiq Sazali (27) telah menandatangani perjanjian keselamatan kerja dengan Kementerian Pembangunan Sosial dan Keluarga (MSF) sebelum membawanya pulang pada 9 September 2015.
Namun, pada 12 Oktober, Reyhana tidak responsi sementara Shiddiq berusaha memberinya susu dengan satu tangan, sementara tangan yang lain bermain game di ponselnya.
Dan upaya untuk menyadarkan bayi itu tidak berhasil.
Baca Juga: Bayi Meninggal karena Diberi Vodka oleh Ibunya yang Ingin Berpesta, Inilah Bahaya Alkohol Bagi Tubuh
Seorang ahli patologi forensik menemukan tiga tulang rusuknya patah sekitar satu hingga dua minggu sebelum kematiannya.
Penyelidik kepolisian Tony Won mengatakan, “Meskipun penyebab kematian tidak dapat dipastikan, apakah dibekap atau mati lemas tidak disertai oleh luka yang terlihat atau tanda permanen, tetapi tersedak susu juga bisa menjadi kemungkinan penyebab kematian.”
Tony Won mengatakan bahwa patah tulang rusuk Reyhana juta tidak dapat dijelaskan.
Reyhana dilahirkan secara normal pada 28 Juni 2015. Pada 9 Agustus, dia dibawa ke rumah sakit karena didapati ada darah pada muntahnya.
Baca Juga: Cucu Aa Gym Meninggal Mendadak, Inilah Hal yang Sering Bikin Bayi Meninggal Tiba-tiba
Dia dipulangkan setelah delapan jam, meski tidak diizinkan oleh petugas medis, karena ibunya menginginkannya pulang.
Pada 26 Agustus, ibunya menemukan bahwa bayinya, Reyhana, itu menangis terus-menerus.
Kemudian bayi mungil itu dibawa ke Rumah Sakit Wanita dan Anak-anak, di situlah diketahui bahwa bayi itu memiliki tengkorak yang retak.
Rumah sakit memberi tahu polisi dan MSF tentang kasus ini, demikian dilansir dari The Straits Times.
Seorang petugas perlindungan anak menyarankan agar Reyhana diawasi oleh setidaknya dua orang dewasa, jika dia berada di bawah perawatan keluarga.
Reyhana pulang dari rumah sakit pada 9 September.
Pada 12 Oktober, Nyonya Nurraishah meninggalkan rumah sekitar pukul 10.20 pagi untuk tes pengawasan obat, setelah memberi makan dan menyusui bayinya, yang minum sekitar setengah dari susu dalam botolnya.
Dia memberikan Reyhana kepada ayahnya, Shiddiq dan menyuruhnya agar bayinya dapat bersendawa dengan benar.
Shiddiq kemudian memberi makan bayinya, Reyhana, dengan duduk menyilangkan kakinya.
Dia menempatkan kepala bayinya itu di tangan kanannya, dan memegang botol susu dengan tangan kirinya.
Anak itu tidak mau minum, bahkan menangis sekitar dua menit hingga akhirnya tidak memberikan respon lagi.
Ayahnya meletakkannya di tempat tidur dan menepuk punggungnya.
Kakek si bayi, Mahzan Ahmad (57) kembali ke rumah ketika menemukan cucunya itu tidak bernapas, tetapi denyut nadinya masih ada.
Dia mulai memberikan CPR dengan kompresi dada.
Sementara ibunya mendapat pesan teks dari suaminya dan segera naik taksi untuk pulang, kemudian dia melakukan CPR hingga polisi dan paramedis tiba.
Setelah kematian Reyhana, penyelidik polisi melakukan tes pendeteksi kebohongan pada Nurraishah, Shiddiq, dan Mahzan, kata Inspektur Won.
Shiddiq gagal tes dan mengakui menjatuhkan bayi pada 26 Agustus.
Dia menggendongnya di dek kosong blok HDB saat bermain dengan ponselnya, ketika dia melihat empengnya jatuh dan mencoba mengambilnya.
Saat sang ayah mencoba mengambil empeng yang terjatuh inilah, bayinya pun jatuh dengan bagian kepala menyentuh tanah.