Intisari-Online.Com - Beberapa waktu lalu terjadi kerusuhan yang menyoalkan soal rasisme di Papua.
Kerusuhan tersebut diduga menjadi membesar hingga berlarut-larut karena dipicu oleh hoaks atau berita bohong.
Aktivis hak asasi manusia (HAM) dan pengacara publik Veronica Koman ditetapkan pihak kepolisian sebagai tersangka.
Polisi menuduh Veronica memprovokasi kerusuhan yang terjadi di Asrama Papua di Surabaya Jawa Timur dengan menyebarkan hoaks.
Hoaks pun diperkirakan akan kembali mewarnai penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun depan, setelah pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung tahun ini.
Sejak 2017, pemerintah, akademisi, pekerja media, dan pegiat literasi telah melakukan berbagai upaya memberantas hoaks.
Penyebaran misinformasi dan hoaks di media sosial terjadi sejak pemilihan presiden 2014, namun semakin parah pada pilkada Jakarta 2017.
Lantas siapa individu yang cenderung menyebarkan hoaks?
Baca Juga: 10 Mitos Tentang Tidur Paling Dipercaya Masyarakat, Padahal Hoaks
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR