Advertorial

Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Begini Skema Konstruksi Ibu Kota Baru, Ditargetkan Rampung Dalam 4 Tahun

Mentari DP

Editor

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah menargetkan pembangunan konstruksinya sekitar 4 tahun.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah menargetkan pembangunan konstruksinya sekitar 4 tahun.

Intisari-Online.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mengumukan soal ibu kota baru pada Senin (26/8/2019) di Istana Negara, Jakarta.

Dalam konferensi pers tersebut, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa ibu kota akan pindah ke Kalimantan Timur.

Tepatnya di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara.

Rencana pemindahan ibu kota ini tidaklah dilakukan dalam rencana satu malam, melainkan sudah dilakukan dengan hati-hati sejak tiga tahun terakhir.

Baca Juga: Pro dan Kontra Kebiri Kimia, Hukuman yang Diberikan Kepada Pelaku yang Perkosa 9 Anak di Mojokerto

Selain itu, pemerintah telah menyusun skema pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah menargetkan pembangunan konstruksinya tak memakan waktu lama, yakni sekitar 4 tahun.

“Konstruksinya sendiri memakan waktu 3-4 tahun, untuk jalan dan jembatan, waduk air, sanitasi,” ujar Basuki dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).

Untuk pembangunan infrastruktur, kata Basuki, pihaknya menggunakan tiga cluster.

Pertama, mendesain kawasannya, termasuk tata ruang bangunannya. Tahapan ini targetnya akan rampung paling cepat akhir 2019 hingga 2020.

“Prasarana dasarnya, pertama jalan, dan air, termasuk bendungan,” kata Basuki.

Baca Juga: Begini Perjalanan Hukuman Kebiri yang Diberikan Kepada Pelaku yang Perkosa 9 Anak, Sudah Ada di Undang-undang

Kementerian PUPR telah memetakan lokasi bendungan yang akan menunjang pengairan ibu kota baru ini.

Untuk mempercepat pembangunan, kata Basuki, pihaknya menggunakan sistem design and build atau sistem rancang bangun.

Dengan sistem ini, pengadaan dilakukan melalui sistem satu kontrak antara pemilik proyek dengan tim pelaksana konstruksi untuk merancang dan konstruksi sekaligus.

Hal ini dilakukan agar lebih efisien dan memangkas waktu.

Basuki mencontohkan saat merenovasi Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang juga menerapkan sistem ini.

“Tidak desain dulu, baru tender. Itu lama, tetapi desain and build, kontraktor dan konsultan jadi satu,” kata Basuki.

Sementara itu, untuk gedungnya, kata Basuki, butuh desain arsitektural yang hati-hati untuk membangun gedung pemerintahan.

“Dengan jadwal ini mudah-mudahan masih bisa ditangani sampai 2024,” kata dia.

Baca Juga: Kasus Pria yang Perkosa 9 Anak Divonis Hukuman Kebiri Kimia: Mengenal Kebiri Kimia, ‘Hukuman’ bagi Penjahat Seksual

Ada sejumlah alasan Presiden Jokowi memilih daerah tersbeut sebagai ibu kota baru.

Pertama, Presiden Jokowi i beralasan, Kalimantan Timur memiliki risiko bencana yang kecil, baik banjir, tanah longsor, maupun gempa.

Selain itu, lokasi tersebut dinilai strategis. Jika ditarik kordinat, lokasinya berada di tengah-tengah wilayah Indonesia.

Alasan ketiga, lokasi itu berada dekat perkotaan yang sudah terlebih dahulu berkembang, yakni Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.

"Keempat, telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap," ujar Presiden Jokowi.

Terakhir, hanya di lokasi tersebutlah terdapat lahan pemerintah, yakni seluas 180.000 hektare. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Konstruksi Ibu Kota Baru Ditargetkan Rampung 4 Tahun, Begini Skemanya")

Baca Juga: Kasus Wanita Lakukan Aborsi 17 Kali Selama 6 Tahun, Ini Dampak Jika Seorang Wanita Terlalu Sering Lakukan Aborsi

Artikel Terkait