Advertorial
Intisari-Online.com - Warga Desa Sungai Baung, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) melaporkan kondisi memprihatinkan seorang remaja bernama Rahmadi kepada pihak berwenang pada Rabu (21/8/2019).
Rahmadi (17) diketahui dikurung oleh orangtua kandungnya dalam kotak kecil dan dikunci dari luar.
Oleh kedua orangtuanya, ia dikurung seperti itu sudah sejak tiga tahun yang lalu.
Dikurung dalam kotak dan ditelantarkan membuat tubuh Rahmadi mengecil.
Baca Juga: Bukan Bahagia, Wanita Ini Terkejut Ketika Melihat Hasil USG Karena Wujud Anaknya Seperti Ini
Hal itu diperparah karena Rahmadi memang memiliki keterbelakangan mental dan susah berbicara.
Tetangga Rahmadi menuturkan, kondisi buruk yang dialami oleh remaja berusia tujuh belas tahun itu sudah sejak Almarhumah Nyami (50) orang tua angkat Rahmadi meninggal dunia pada tahun 2016 lalu.
Sebab sejak Rahmadi kecil sudah diasuh orangtua angkatnya tersebut dan tinggal di Pulau Jawa.
Namun sepeninggalan ibu angkatnya, ia dikembalikan ke rumah orang tuanya di Sumatera Selatan hingga sekarang.
Bahkan sebelum dikurung di dalam kotak, Rahmadi juga pernah mengalami hal yang hampir serupa.
Ia sempat tinggal di bawah pohon pisang.
Baca Juga: Duka Orang Tua yang Temukan Putranya Tewas di Kamar Setelah Terpeleset Saat Bermain
Sementara itu, dr. Fadly yang menangani Rahmadi di RSUD Talang Ubi melakukan perawatan darurat serta melakukan pengecekan gizi kepadanya.
Menurutnya, dengan berat badan dan tinggi badan Rahmadi seperti saat ini memang tidak seusai dengan ana berusia tujuh belas tahun lainnya.
Kedua orangtua Rahmadi ketika ditemui Dinas Sosial PALI, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PALI, Dinas Kesehatan PALI, serta Kades Sungai Baung mengungkapkan alasan di balik pengurungan terhadap anak remajanya itu.
Alasan ekonomi keluargalah yang membuat Rahmadi harus dikurung oleh orangtuanya.
Sebab keduanya tak bisa menjaga Rahmadi selama dua puluh empat jam.
Sementara mereka harus bekerja di ladang untuk menyadap karet demi menyambung hidup sehari-hari.
Tambah mereka, apabila anaknya ditinggal sendirian di rumah tanpa dikurung, maka Rahmadi bisa keluyuran.
Kedua orangtuanya takut apabila remaja yang mengalami keterbelakangan mental tersebut berbuat aneh-aneh ketika ditinggal dirumah tanpa dikurung di dalam kotak.
"Kalau ditinggalkan sendirian, dia (Rahmadi) suka keluyuran."
"Jadi, takutnya kalau main kejalan bisa tertabrak kendaraan," kata Bari (50), Ayah Kandung Rahmadi, dikutip dari SRIPOKU.com.
Selain itu, dirinya mengurung Rahmadi di belakang rumah dalam kotak layaknya sebuah kandang kambing, lantaran tidak percaya jika bisa ditinggal sendirian.
Hal ini lantaran kondisi Rahmadi yang mengalami gangguan keterbelakangan mental serta tunawicara.
"Kalau ditinggal sendirian di rumah, kami juga takut terjadi apa-apa. Karena dia (Rahmadi) suka sembarangan pegang barang," katanya, dikutip dari SRIPOKU.com.
Setelah pertemuan tersebut, Bari (50) dan Warti (48), orangtua dari Rahmadi bersedia untuk mengurus remaja itu dengan layak.
"Jika mereka (orang tua Rahmadi) masih melakukan hal sama (mengurung dan memukul) anaknya, maka mereka siap diproses secara hukum."
"Itu tertuang dalam surat perjanjian yang dibuat," ungkap Fahruddin, Kepala Bidang Sosial dan Rehabilitasi Dinas Sosial PALI, Kamis (22/8/19), dikutip dari SRIPOKU.com.
"Jadi, setelah kita mediasi dan melakukan pendekatan, penyuluhan dan pencerahan secara persuasif pada orang tua, dalam surat perjanjian itu mereka bersedia mengurus dan merawat kembali anaknya dengan baik," jelasnya.
Baca Juga: Berhasil Tembak Truk Pengebom ISIS dari Jarak 2,5 Km, Sniper SAS Ini Menyelamatkan Anak-Anak
Artikel ini pernah tayang di Sosok.grid.id oleh Andreas Chris Febrianto Nugroho dengan judul asli "Kisah Rahmadi, Dikurung di Dalam Kotak Selama 3 Tahun Oleh Orangtuanya, Kondisinya Memprihatinkan"