Karena itulah, penggunaan utang tidak boleh sembarangan. Sebab hukum dalam utang itu jelas yaitu ketika kita berutang maka kita harus membayar. Tidak ada alasan lain.
Karena harus bayar, maka saat berutang kita memang harus benar-benar pintar dalam pengelolaannya. Dimulai dengan tujuan pengambilan utang, besaran utang yang akan kita ambil dan terakhir darimana utang itu diambil.
Masalahnya, kita sering membalik urutan tadi. Karena kemudahan untuk mengambil maka kita menganggapnya sebagai kesempatan untuk mendapat uang tambahan.
Padahal kita belum mengetahui bagaimana sistem di lembaga pemberi utang tadi, besaran tidak disesuaikan dengan kemampuan bayar dengan anggapan “karena mudah, maka kalau bisa banyak kenapa harus sedikit?”
Pada akhirnya ketika dana itu cair, tidak jelas tujuan pengambilan utang akibatnya kebanyakan digunakan untuk memenuhi keinginan yang tidak jelas.
Baca Juga: Merasa Miliki Utang, Miliuner Ini Gusur Rumah Kumuh dan Menggantinya dengan Rumah Mewah, Gratis!
Artikel ini telah tayang di Majalah Intisari dengan Judul "Pikir Dulu Pendapatan Sebelum Berutang" oleh Eko Endarto, Financial planner di Finansia consulting
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Natalia Mandiriani |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR