Advertorial
Intisari-Online.com - Siapa pun dia, sosok ini telah begitu lama berada dalam kuburnya sebelum keluarganya menggali untuk mengambil dan membakar jantungnya.
Bagaimanapun, dia adalah "vampir", dan di pedesaan New England pada awal 1800-an, beginilah cara orang-orang menangani vampir.
Ketika mereka selesai, mereka menguburnya kembali lalu melapisinya dengan batu dan mengganti tutup peti kayu, di mana seseorang telah menggunakan paku payung dari kuningan untuk membentuk tulisan 'JB 55' (inisial dan kode).
Sekarang, sekitar 200 tahun setelah kematian itu, para detektif DNA telah melacak namanya yang mungkin: John Barber.
Baca Juga: Gempa 7,4 SR Guncang Banten, Ternyata Seperti Inilah Kedahsyatan Gempa Menurut Ukurannya
John Barber mungkin adalah seorang petani pekerja keras.
Dia diketahui kehilangan gigi depan atas, dia tidak menggigit leher.
Tulang selangkanya patah dan belum sembuh benar, sementara lutut yang rematik mungkin membuatnya lemas.
Dan dia telah meninggal dengan kematian yang mengerikan, mungkin karena TBC, yang sangat buruk sehingga telah merusak tulang rusuknya.
Baca Juga: Di Negeri Ini, Anda Bisa Gunakan Air, Listrik, Gas, dan Minyak Semuanya Gratis!
Temuan terbaru dalam sebuah kasus yang dimulai pada 1990 ketika peti matinya ditemukan di sebuah tambang kerikil di Griswold, Connecticut, dimuat dalam laporan baru.
Laporan itu dirangkum dalam presentasi pada 23 Juli di Museum Nasional Kesehatan dan Kedokteran di Silver Spring, Maryland.
Tujuannya yakni untuk membantu penelitian dan di mana sisa-sisanya disimpan.
Kasus ini tidak biasa karena Barber mungkin satu-satunya negara "vampir" yang tulang belulangnya telah dipelajari oleh para ilmuwan.
"Kasus ini telah menjadi misteri sejak 1990-an," kata Charla Marshall dalam email.
Marshall adalah seorang ilmuwan forensik dengan SNA International di Alexandria, Virginia, yang bekerja pada proyek tersebut.
"Sekarang kami telah memperluas kemampuan teknologi, kami ingin mengunjungi kembali JB 55 untuk melihat apakah kami dapat memecahkan misteri mengenai siapa dia sebenarnya."
Ini adalah bab terakhir dalam sebuah proyek yang menyoroti ketakutan vampir menakutkan pada akhir 1700-an dan awal 1800-an, dan hubungannya dengan penyebaran tuberkulosis.
Penyakit yang sangat menular itu sangat menakutkan hingga dipercaya dapat berjalan dari kubur dan menginfeksi orang yang masih hidup.
Teror penyakit ini begitu nyata dan sebabkan batuk berdarah serta membuat korban pucat dan kurus dengan darah di sudut mulut mereka.
"Sosok kurus yang menyerang seseorang dengan teror," kenang seorang dokter abad ke-18 yang dikutip oleh Bell dalam esai 2013 di jurnal Kritikos.
"Keningnya dipenuhi tetesan keringat. Pipi ... merah tua. Matanya tenggelam ... Napasnya terengah-engah."
Ancaman sejati vampir itu tampaknya datang setelah kematian, dan dia harus dibunuh sekali lagi dalam "penggalian terapeutik."
Seringkali vampir yang dicurigai adalah anggota keluarga yang telah meninggal karena penyakit dan dianggap menulari anak laki-laki, anak perempuan atau seorang istri.
Anggota keluarga sering kali melakukan penggalian. Bell telah mendokumentasikan 80 kasus seperti itu, sebagian besar di daerah terpencil di New England.
Baca Juga: Pembuluh Darah di Tangan Terlihat dengan Jelas? Awas, Itu Bisa Jadi Pertanda 5 Kondisi Tubuh Ini
Dalam tulisannya tahun 1994, menurut Bellantoni dan Paul S. Sledzik, dalam kasus Barber, mungkin tidak ada jantung yang dibakar.
Jadi "tulang-tulang dadanya terganggu" dan tengkorak serta tulang paha "ditempatkan di posisi 'tengkorak dan tulang salib' ," mereka menulis.
Setelah makam Barber ditemukan, jasadnya dikirim ke museum untuk dipelajari, dan sampel dari tulang paha dikirim ke laboratorium DNA untuk dianalisis.
Kemudian diketahui bahwa pria ini adalah John Barber.
"Tulang pahanya ... dicabut dari posisi anatomis dan disilangkan di atas dada," katanya.
"Peti itu telah patah, dan ... tengkoraknya dipenggal lalu dipindahkan," katanya.
Barber disangka vampir karena dia menderita penyakit menular TBC.
Baca Juga: Melihat Bola Api Besar Turun dari Langit dan Terdengar Dentuman, Inilah yang Ditemukan Para Petani