Advertorial
Intisari-Online.com – Beberapa hari terakhir ini, ada banyak kisah tentang perjuangan seorang anak yang berhasil menggapai impiannya meski terhalang ekonomi.
Sebelumnya ada kisah Muhammad Idris yang baru saja menyandang status sebagai perwira Polri setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak hanya itu, ia juga meraih penghargaan Adhi Makayasa karena menjadi lulusan terbaik akademi polisi tahun 2019.
Padahal dirinya hanyalah anak seorang petani.
Kali ini, kisah serupa ada lagi.
Yusuf Maulana Abdullah adalah anak tukang ojek yang lulus dari Akademi Militer (Akmil) tingkat IV tahun 2019.
Melansir dari Surya.co.id, Rabu (24/7/2019), Yusuf awalnya hanya ingin menjadi bintara untuk membahagiakan orangtuanya.
Pada tahun 2015, Yusuf mendaftar menjadi Tamtama AL. Saat itu usianya sudah mencapai batas akhir.
"Pada 2015 saya daftar Tamtama AL dengan pikiran umur saya udah terakhir, ya udah lah yang penting jadi tentara yang bisa bahagiain bapak dan mamak juga. Ya udah saya nekat apa pun hasilnya saya terima," katanya.
Yusuf ditolak masuk pendidikan Tamtama TNI AL karena nilainya terlalu tinggi. Ia kemudian mendapat tawaran untuk mendaftar menjadi taruna dan kesempatan tersebut langsung dia ambil.
"Tapi Allah berkehendak lain, tamtama enggak boleh, jadinya taruna," katanya.
Namun saat menempuh pendidikan di Akmil, Yusuf harus menelan kenyataan pahit.
Sang ibu yang sempat sakit sebelum ia daftar menjadi taruna, meninggal dunia saat dia mengenyam pendidikan di tingkat tiga.
Mirisnya, saat itu Yusuf tidak mengetahui kabar sang ibu karena ayahnya memilih tidak memberi tahu.
"Mamak meninggal waktu saya tingkat tiga, pas mau latihan luar, bapak enggak ngasih tau, malah ngasih taunya ke orang lain," kata Yusuf.
Baca Juga: Ria Ricis Pamit dari YouTube, Ini Alasan Banyak YouTuber Butuh Istirahat dari YouTube
Sementara itu Anda Sunarto, ayah Yusuf mengatakan sebenarnya Yusuf sempat menengok istrinya saat di rumah sakit.
"Sempat ke RS dia nengok dulu, tak lama seminggu kemudian saya enggak kasih kabar barang kali di sini lagi dinas atau latihan," katanya.
Ia mengaku tak tega harus menyampaikan kabar duka pada putranya.
"Enggak tega, enggak apa-apa lah ini mah urusan Allah, saya juga udah berusaha sekuat tenaga, tapi ya namanya kehendak Allah kan enggak tahu.”
“Saya juga sedih juga, dia juga belum lulus, mamak udah enggak ada," katanya terlihat sedih.
Yusuf pun masih mengingat saat-saat mengetahui kabar duka ibunya.
Yusuf bercerita jika dia mengetahui ibunya meninggal dari pesan WhatsApp dari anggota keluarganya yang lain.
"Masih ingat dulu, pas ngecek hp ada WA keluarga yang nge-chat, 'ibu, ibunya Yusuf udah enggak ada'," cerita Yusuf.
Kabar duka tersebut membuat Yusuf langsung terdiam dan bertanya mengapa ayahnya tidak memberi tahunya.
"Saya langsung diem kenapa bapak enggak bilang. Langsung pulang ke paviliun langsung telepon bapak," ujarnya.
Baca Juga: Bocah 9 Tahun Tewas Karena Tersedak Pentol Bakso: Ini Alasan Tersedak Bisa Sebabkan Kematian
Melalui sambungan telepon, ia bertanya kepada ayahnya soal kebenaran ibunya meninggal.
"Kenapa Bapak enggak bilang," kata Yusuf pada ayahnya saat itu.
"Ya mau bilang sama siapa Nak," ucap Yusuf menirukan jawaban sang ayah.
Saat itu, Yusuf pun langsung bergegas pulang ke rumah. Di depan pusara sang ibu, Yusuf hanya bisa terdiam, air mata pun tak bisa keluar.
"Pas pulang ke rumah saya langsung diem di makamnya. Itu pun enggak nangis, mungkin Yusuf udah ikhlas," kata Yusuf.
Persembahkan kelulusan untuk ibu
Keinginan Yusuf menjadi tentara berawal saat melihat ayahnya, Anda Sunarto yang bekerja sebagai tukang ojek.
Yusuf mengaku prihatin melihat sang ayah yang bekerja keras setiap hari. Dulu setiap pulang sekolah, Yusuf Maulana bercerita kerap mampir ke tempat ayahnya mangkal.
Saat itu ia melihat sang ayah kerap mengejar penumpang untuk mencari nafkah.
"Kalau saya pulang sekolah, saya mampir ke tempat bapak saya. 'Ya Allah bapak saya kejar-kejar cari penumpang', dari situ saya nekat pasti bisa saya masuk (TNI), apa pun saya mau," ujarnya.
Yusuf mengaku mempersembahkan kelulusannya dari Akmil untuk sang ibu yang telah tiada serta kepada ayah dan keluarganya tercinta.
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Kisah Anak Tukang Ojek Jadi Perwira AD, Pernah Daftar Bintara hingga Tidak Tahu Ibu Meninggal")