Memotret makro serangga
Menjelang musim panas, serangga akan mulai bermunculan.
Capung, contohnya.
Arbain menuturkan, akan lebih mudah untuk memotret serangga di pagi hari, sebelum menghangatkan diri dan beraktivitas.
Di malam hari, serangga banyak bersembunyi di semak rimbun, sehingga lebih sulit ditemukan.
Dekati obyek perlahan dan hindari bayangan diri kita mengenai objek, sehingga ia tak kabur.
Gunakan lensa makro yang lebih panjang dengan jarak fokus, misalnya 105 mm dan 180 mm agar tak membuat serangga ketakutan.
Baca Juga: Peneliti: Kepunahan Massal Mulai Berlangsung, Korban Pertamanya adalah Serangga
Mengabadikan satwa beraksi
Merekan satwa yang sedang beraksi bisa jadi tantangan tersendiri, terlebih jika kita menggunakan lensa panjang.
Perbesaran ekstrem dari lensa telefoto akan menyulitkan untuk mengikuti objek yang bergerak cepat tanpa latihan memadai.
Untuk menyiasatinya, Arbain menyarankan untuk coba rekam dari jarak yang lebih dekat dengan objek.
Di samping itu, pertimbangkan gerakan seperti apa yang ingin ditampilkan dalam foto, tajam atau kabur.
Jika ingin foto yang tajam dan gerakan seolah freeze, pakai shutter speed yang cepat.
Kecepatan yang dibutuhkan tergantung jarak obyek, kecepatan obyek bergerak, dan arah gerak satwa ke kamera.
Sementara itu, jika ingin memasukkan elemen kabur, pilih pengaturan aperture lebih kecil atau ISO lebih rendah untuk mendapatkan shutter speed lebih lambat.
Motion blur dapat mempertegas kesan kecepatan.
Nah, demikian kiat mengabadikan satwa dengan baik.
Jika sudah siap dengan karya terbaik, cek animalphotocompetition.com untuk ikuti kompetisinya.
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR