Advertorial
Intisari-online.com - Baru-baru ini seorang wanita terbongkar identitasnya melakukan pemalsuan.
Seorang wanita mengaku sebagai dokter palsu tanpa kualifikasi namun kedoknya tidak pernah terbongkar selama 22 tahun.
Menurut Daily Mirror pada Rabu (24/7/2019) wanita itu bernama Zholia Alemi, sepanjang 2014 hingga 2015 dia telah meresepkan obat pada 164 pasien di Nolfolk and Suffold Foundation Trust.
Selama 22 tahun Zholia menjadi dokter meskipun tidak memiliki kualifikasi.
Baca Juga: Berhasil Kembangkan Padi IF8 Unggulan, Pria Asal Aceh Malah Meringkuk di Tahanan, Apa Masalahnya?
Namun, baru-baru ini terungkap kedoknya setelah salah satu pasien bernama Darren King (31) jatuh sakit hingga tenggelam di bak mandi, selama dirawal Zholia.
Kemudian, dia menolak untuk memenuhi permintaan keluarganya mengenai kapasitasnya sebagai dokter.
Rincian kepalsuannya sebagai dokter juga terkuak, menurut NZ Herald, Alemi pernah dipenjara karena tahun lalu mengaku menjadi psikiater selama lebih dari 20 tahun di Inggris.
Kualifikasi palsu wanita 56 tahun ini ditemukan ketika dia mencoba secara curang mengubah kehendak pasien manula, dengan mangambil alih warisannya pasien senilai 2,4 juta dollar AS (Rp33 miliar).
Kepercayaan yang diberikan kepada Zholia sepenuhnya adalah tanggung jawab National Health Service Foundation.
Karena dia bekerja untuk organisasi itu selama 22 tahun.
Dia bisa bekerja di Inggris setelah dilaporkan ternyata membeli gelar sarjana bidan dan sarjana kedokteran dari University of Auckland.
Menanggapi hal itu juru bicara Layanan Kesehatan Norfolk dan Suffold (CSMHS) mengatakan, "mengejutkan bahwa dokter palsu bisa meresepkan obat untuk 164 pasien."
Baca Juga: Bagai Zombie, Potongan Daging Mentah Ini Melompat dari Piring Sampai Bikin Orang Teriak
"Sekarang adalah waktu untuk audit eksternal penuh kualifikasi sarjana dan pascasarjana semua dokter yang bekerja di NSFT, untuk memulihkan kepercayaan pasien," tambahnya.
"Kami telah diyakinkan oleh GMC (General Medical Council) bahwa cek mereka lebih kuat dari pada tahun 1990-an," lanjutnya.
Sedangkan GMC mengakui ceknya tidak memadai dan kini melakukan peninjauan terhadap lebih dari 3.117 dokter berlisensi, di rute negara persemakmuran.
Sejauh ini Alemi telah diselidiki dan diberi peringatan resmi oleh Layanan Tribunal Praktisi Medis pada 2012, namun gagal mengungkapkan hukuman.