Intisari-Online.com - Kisah tentang sulitnya memperoleh pendidikan karena masalah ekonomi nyatanya masih berlangsung hingga saat ini.
Mirisnya lagi, beberapa oknum memanfaatkan kondisi ini untuk praktik asusila yang melibatkan perdagangan manusia.
Seperti yang dialami oleh seorang remaja di Sumatera Utara yang dipaksa untuk menjual keperawanannya saat menuturkan keinginannya untuk bersekolah.
Lebih miris lagi, pelakunya tak lain adalah tantenya sendiri. Berikut ini kisahnya.
Sejak bayi, DPS (14) dan PA (9) tinggal dengan kakeknya yang sebatang kara dan bekerja serabutan di Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Ibu kedua anak itu pergi entah ke mana, sedangkan sang ayah diduga menderita gangguan jiwa dan memilih menggelandang di jalanan.
Ketiganya hidup miskin dan serba kekurangan. Makan cukup gizi dan hidup layak hanya mimpi, apalagi sekolah.
"ASI saja tak mereka rasakan, apalagi susu kaleng. Pas mau dibawa kemarin, cuma baju di badanlah yang dipunyai PA," kata Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu M Syarif Ginting lewat sambungan telepon kepada Kompas.com, Rabu (24/7/2019).
KOMENTAR