Advertorial
Intisari-Online.com -Beberapa waktu, pernikahan Ajun Perwira sempat menghebohkan publik.
Hal itu dikarenakan, Ajun Perwira menikahi janda yang terpaut usia 17 tahun dengan dirinya.
Pasangan ini, Ajun Perwira dan Jennifer Jill Supit resmi menikah pada pada 22 April 2019 lalu.
Dua bulan berlalu, Jennifer Jill dan Ajun Perwira sedang fokus menjalani program kehamilan.
Mengingat usianya yang menginjak angka 48 tahun, Jennifer Jill memilih untuk menjalankan program bayi tabung.
Sebelumnya, Jennifer Jill telah memiliki 3 putra buah pernikahnnya dengan Max Armand.
Hal ini diungkapkan Jennifer Jill dalam tayangan SILET, yang diunggah di kanal Youtube RCTI pada Jum'at (21/6/2019).
"Dengan usia aku, thank God, masih produktif, anyway, programnya itu program bayi tabung, tapi ada kemungkinan katanya kalau bayi tabung itu bisa kembar," ungkap Jennifer Jill.
Program bayi tabung yang sedang dijalani Jennifer Jill bersama dengan Ajun Perwira bahkan sudah mencapai 50 persen.
Ya, program bayi tabung memang suatu jalan bantuan medis yang dapat membantu pasangan untuk memiliki momongan.
Baca Juga: Sering Begadang dan Baru Tidur di Atas Jam 12, Pria Ini Alami Sakit Parah, Bahkan Sampai Koma
Melansir Medical News Today, Bayi Tabung atau In-vitro fertilization (IVF) dapat membantu mencapai kehamilan ketika cara lain tidak berhasil.
Prosesnya melibatkan pembuahan sel telur di luar tubuh, dan menanamkannya kembali ke dalam rahim untuk melanjutkan kehamilan.
Jika Anda juga hendak mengikuti program bayi tabung, Anda perlu memahami beberapa kondisi yang menyertainya.
Antara lain pada prosesnya, Anda akan diberikan obat dalam bentuk suntikan selama 2 minggu untuk menekan siklus haid normal.
Anda juga akan diberikan obat-obatan mengandung stimulan hormon kesuburan agar ovarium memproduksi sel telur lebih banyak dari biasanya.
Kemudian akan dilakukan prosedur operasi minor untuk mengambil sel telur selama beberapa kali.
Barulah setelahnya dilakukan pembuahan, di mana sel telur diinjeksi sperma, dan embrio dengan kualitas terbaik akan dimasukkan kembali ke rahim.
Anda juga akan diberikan progesteron untuk menguatkan dinding rahim sebelum proses transfer embrio tersebut dilakukan.
Melibatkan proses panjang dan obat-obatan yang perlu diterima tubuh, program bayi tabung ini tak lepas dari beberapa risiko kesehatan.
Antara lain efek samping dari pengobatannya, dilaporkan beberapa wanita yang mengikuti program Bayi Tabung ini mengalami reaksi-reaksi sebagai berikut:
- Mual dan muntah
- Kesulitan bernapas
- Ovarium yan membesar
- Kesulitan tidur
- Nyeri perut
Walau jarang, obat-obatan dalam proses ini dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).
Ini terjadi ketika indung telur bereaksi berlebihan terhadap gonadotropin, sehingga terlalu banyak sel telur berkembang di indung telur.
Pembengkakan perut yang parah dan sesak napas dapat terjadi.
Jika OHSS terjadi, dokter mungkin menyarankan mengulang kembali prosesnya dengan menggunakan dosis rendah gonadotropin.
Sebuah penelitian telah menemukan kaitan prosedur Bayi Tabung dengan risiko emboli paru atau penyumbatan arteri utama paru-paru yang lebih tinggi.
Ada pula risiko tromboemboli vena, atau pembekuan darah, selama trimester pertama kehamilan.
Bagaimana? Apakah Anda sudah yakin mengikuti program bayi tabung?