Leo meramal bukan berdasarkan hal yang klenik, tapi berdasarkan hal yang ilmiah.
Dalam meramal, ia menggunakan ilmu psikologi secara rasional, dengan memproyeksikan hari ini untuk masa depan.
Bila hasil proyeksi tersebut jelek, dia akan menyarankan kepada klien untuk merubahnya dengan merubah kebiasaan hidup atau kebiasaan kerja.
Rata-rata orang yang datang ke petarot memiliki pertanyaan pada bisnis, karier, asmara, hingga jodoh.
"Jarang ditanyakan karena mungkin tidak penting dibandingkan dengan uang. Padahal Tarot dasarnya spriritual," ungkapnya.
Hal yang sama diungkapkan lebih Ani Sekarningsih dan Ann Sinclair. Ketiga petarot ini memang merasa perlu untuk membuat kliennya menjadi lebih spiritual.
Tanpa diminta Ann akan menuntun kliennya untuk memahami kehidupan spiritualnya.
Leo merasa perlu meluruskan pengertian hakiki tentang tarot bahwa segala ramalan atau divination itu bukanlah tujuan utama dari praktik yang satu ini.
Tujuan utamanya adalah kultivasi watak. Watak yang berubah atau diubahkan.
Tarot adalah suatu sistem psikologi, suatu sistem ilmu jiwa yang tujuannya adalah agar manusia bisa sadar bahwa apa yang dihadapinya saat ini adalah konsekwensi dari apa yang telah diputuskan dan dilakukannya di masa lalu.
Kalau itu diproyeksikan ke masa depan, jadilah ramalan atau divination -- walaupun tidak semua yang diproyeksikan ke masa depan itu harus dijalani.
"Takdir dalam arti bahwa masa depan adalah sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya adalah suatu salah kaprah.”
“Masa depan, untuk sebagian besar, bersifat pilihan. Kita bisa memilih jalan mana yang akan kita ambil. Apabila sesuai dengan tujuan, ambillah.”
“Apabila tidak, tidak ada yang memaksa.”
“Tuhan tidak memaksa kita untuk menjalani sesuatu yang tidak kita inginkan," papar Leo yang sebagian kliennya kaum ekspatriat ini.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR