Advertorial
Intisari-Online.com – Pasangan selebriti Indonesia, Shireen SungkardanTeuku Wisnuselama ini dikenal sebagai salah satu pasangan yang harmonis dan jauh dari gosip.
Apalagi keduanya sudah membina rumah tangga selama kurang lebih 6 tahun lamanya dan sudah dikaruniai tiga orang anak.
Hanya saja, baru-baru ini ada kabar tak sedap datang dari pasangan ini.
Dilansir dari grid.id pada Rabu (12/6/2019), terlihat sebagai sosok yangsetia,Teuku Wisnurupanya tak menutup kemungkinan untuk melakukanpoligami.
Pada tahun 2017 lalu, keluarga ini sempat dihebohkan dengan kabar Wisnu yang akan berpoligami.
Melansir dariTribunnews.com, Wisnu mengatakan bahwa poligami ada dalam agama Islam.
"Oh, dalam Islam kita memang ada (Poligami), kita sebagai seorang muslim kita tidak boleh menyangkal, hukum itu ada di dalam Alquran," ujar Teuku Wisnu.
Setelah beberapa tahun berlalu, kini Teuku Wisnu kembali dikabarkan memiliki niat untuk berpoligami.
Bukan tanpa alasan, Teuku Wisnu justru mendapatkan dukungan dari sahabat-sahabatnya.
Melansir dari tayanganSelebrita Pagi, Teuku Wisnu bersama Irwansyah, Dimas Seto, Rizal Armada, Arie Untung, dan Ricky Harun sedang membahas tentang perselingkuhan.
"Rata-rata orang nikah nggak mungkin selingkuh, mentok-mentok nambah," ujar Rizal Armada.
Sontak hal tersebut disambut tawa yang lainnya.
"Yang ngerasa Wisnu doang," imbuhnya disambut tawa.
Meski begitu, Wisnu secara pribadi pernah menjelaskan pada publik mengenai kesiapan Shireen jika dirinya melakukan poligami.
"Saya nggak pernah menentang, nggak benci.”
"Tapi kalau ditanya, sebagai perempuan, saya nggak sanggup dan nggak mau (suami melakukan poligami)," terang Shireen Sungkar.
Ketika berbicara mengenai poligami, isu yang berkembang bukan semata tentang hati yang terbagi.
Lebih kompleks dari itu, apa yang disebut keadilan meliputi sangat banyak sisi.
Sebuah studi yang dilakukan Dr. Rana Raddawi, professor di Departemen Bahasa Inggris American University of Sharjah tentang perasaan wanita yang dipoligami, mengungkap bahwawanita yang dipoligami sering menderita emosi negatif.
Perasaan tersebut memang sudah bisa diprediksi.
Dan, perasaan wanita-wanita itulah yang seharusnya menjadi pijakan awal saat pria berencana menikah lagi.
Dari hasil surveinya, Dr. Raddawi juga menemukan bahwa banyak dari wanita yang dipoligami ini merasa diabaikan dan cemburu.
Lebih lanjut, perasaan ini memancing emosi-emosi negatif berkembang dalam diri wanita tersebut.
“Mengapa saya melakukan penelitian tentang poligami?”
“Karena saya punya banyak kenalan dan anggota keluarga yang terlibat dalam poligami. Dan, banyak dari mereka menderita,” ungkapnya.
Ia pun mengaku, selama ini ia menyaksikan konsekuensi yang menyedihkan.
“Seorang wanita tak punya tempat tinggal dan tak punya dukungan keuangan karena poligami.”
Maka, ia memfokuskan penelitiannya pada emosi-emosi negatif yang dialami wanita-wanita dalam pernikahan poligami.
Ia mengungkap, saat pria yang poligami memiliki kewajiban untuk memperlakukan setiap istri dengan keadilan, kewajaran, dan kesetaraan, buktinya banyak responden yang mengaku bahwa kondisi itu tak terjadi pada dirinya.
Hak-hak itu banyak yang tak dilakukan.
Dr Raddawi mencatat, sejumlah responden mengaku sering ditinggalkan dan jarang melihat suami mereka.
Banyak pula yang mengatakan bahwa suami tidak memenuhi kebutuhan mereka, baik berupa dukungan moral maupun finansial.
"Padahal sebelum memutuskan poligami, pria harus memastikan bahwa pria harus adil pada istri dan anak-anaknya dalam hal keuangan, dukungan moral, cinta, perhatian, perawatan, dan pendidikan."
Dr Heba Sharkas, konselor di Al Amal, Pusat Masalah Keluarga di Abu Dhabi, mengatakan seorang pria harus menikahi istri kedua hanya jika ia memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan dan perhatian yang sama untuk masing-masing istri dan anak-anaknya.
“Saat seorang pria berkehendak memiliki beberapa istri, ia harus menjamin dirinya aman secara finansial dan emosional.”
“Tanggung jawab adalah faktor yang paling penting.”
Dr Sharkas mengutarakan, ia sangat mengerti emosi wanita ketika mengetahui suaminya hendak memperistri wanita lain.
"Dalam beberapa kasus, wanita yang dipoligami merasakan depresi, amukan amarah, histeris, bahkan ada pula yang berlanjut pada penyakit.”
“Hal ini tergantung pada toleransi istri. Lingkungan di mana wanita itu tumbuh juga mempengaruhi faktor penerimaannya atas poligami.”
Ia menegaskan, setiap pria harus mempertimbangkan hal ini saat ia berencana menikah lagi.
Suami juga harus menjelaskan apa tujuannya menikah lagi pada sang istri pertama. (The Nationalviatabloidnova.com)
(Artikel ini sudah tayang di grid.id dengan judul “Teuku Wisnu Tak Menutup Kemungkinan untuk Poligami, Shireen Sungkar: Sebagai Perempuan Saya Enggak Sanggup”)