Advertorial

Ahli Tarot Ramal Luna Maya dan Faisal Nasimuddin Berjodoh dan Bisa Menikah: Benarkah Tarot Bisa Untuk Meramal?

Mentari DP

Editor

Endang Tarot ramal Luna Maya dan Faisal Nasimuddin bisa menikah. Namun di luar dari itu, benarkah tarot bisa untuk meramal?
Endang Tarot ramal Luna Maya dan Faisal Nasimuddin bisa menikah. Namun di luar dari itu, benarkah tarot bisa untuk meramal?

Intisari-Online.com – Nama artis cantik Indonesia, Luna Maya, kembali naik ke permukaan.

Kali ini bukan soal putusnya hubungannya dengan Reino Barack, melainkan kisah asmara barunya dengan seorang pengusaha asal Malaysia, Faisal Nasimuddin.

Bahkan keduanya sudah liburan bersama di Bali dan bertemu dengan keluarga Faisal.

Warganet pun berharap bahwa hubungan Luna Maya dan Faisal Nasimuddin berlanjut ke jenjang pernikahan.

Baca Juga: Shireen Sungkar Ngaku Tak Sanggup Jika Teuku Wisnu Poligami: Wanita yang Alami Poligami Sering Menderita Emosi Negatif

Bahkan beberapa waktu lalu, hubungan Luna Maya dan Faisal Nasimuddin pernah diramal seorang ahli tarot atau peramal, Endang Tarot.

Endang Tarot memberikan prediksinya soal akankah Luna Maya dan Faisal Nasimuddin bisa menikah.

Dalam tayangan program Seleb Expose yang diunggah melalui channel YouTube TRANS7 OFFICIAL, (12/3/2019), Endang Tarot menunjukkan dua kartu.

Kartu tersebut dikatakannya bergambar ratu tongkat dan raja tongkat. Menurutnya, hal itu pas.

Menurutnya, Luna Maya dan Faisal Nasimuddin memiliki irama hingga passion yang sama hingga dinilai cocok satu sama lain.

Soal pernikahan, Endang Tarot kemudian menujukkan satu kartu lain.

"Ini (kartu bergambar) tangan dari langit," ucapnya.

"Kalau sudah waktunya, sudah jodohnya. Ibaratnya ini, jodoh yang akan dihadirkan Tuhan untuk Luna Maya," jelasnya.

Tentu kita berharap Luna Maya akan segera menemukan jodohnya. Namun di luar dari itu, benarkah tarot bisa untuk meramal?

Dunia ramal meramal tak jarang menjadi solusi memecahkan masalah kehidupan.

Ada banyak masalah, ada banyak metode meramal. Dari teh, anggur merah, buah, bunga hingga kartu tarot.

Di antara berbagai ''alat bantu'' itu, penggunaan (kartu) tarot merupakan yang terbanyak.

Di Jakarta tarot tidak malu-malu lagi hadir di mal, pesta pernikahan, atau acara-acara besar sebuah perusahaan.

Pilihan pada tarot sangat masuk akal karena klien dapat langsung "membuktikan" dan melihat apa yang dikatakan petarot lewat gambar-gambar yang keluar pada kartu.

Baca Juga: Nikita Mirzani Pamer Saldo Rekening dan Isi Brankasnya: Orang yang Benar-benar Kaya Justru Tidak Suka Pamer Harta, Ini Alasannya

Begitu seterusnya sampai penanya puas dan lega. Tarot memberi jawaban cepat, mudah dicerna, dan dapat segera diaplikasikan saat tersandung masalah.

Mengutip dua tokoh psikoanalisa C Gustav Jung dan Sigmund Freud yang mengakui bahwa tarot adalah salah satu kiat yang cukup manjur untuk menentramkan kegelisahan, kecemasan, dan mengembalikan kepercayan diri seseorang.

Ani Sekarningsih, Vincent Liong, Leo Rimba, Ann Sinclair, Kenny merupakan beberapa saja dari petarot yang dikenal.

Dengan bantuan media kartu tarot kelima petarot di atas dapat mewacana atau memproyeksikan nasib atau peruntungan seorang klien di masa datang, yang dihubungkan dengan keadaan sekarang dan sifat klien tersebut.

Proses pada saat sedang mewacanakan tarot dari seorang klien, berawal ketika klien melontarkan pertanyaan kepada petarot.

Tak lama kemudian, petarot akan mengocok kartu tarot dan menebarkannya di meja, sebelum menyuruh kliennya mengambil satu kartu.

Lalu petarot akan mengambil dua kartu dari masing-masing ujung tumpukan kartu. Tiga kartu tersebut kemudian dibuka untuk melihat gambarnya.

Ya, memang hanya ada tiga buah gambar yang bagi orang awam sulit dimengerti.

Tapi bagi petarot, gambar pada kartu-kartu tersebut merupakan lambang-lambang yang dapat ia terjemahkan.

Lambang-lambang itu ibarat penuntun petarot untuk mengetahui siapa kliennya dan gambaran kejadian di depan, sehingga ia dapat memberi jalan keluar.

Jumlah kartu yang ditebar bervariasi. Antara tiga hingga sebelas. Caranya setiap pertanyaan, penanya mengambil satu kartu dari kocokan seluruh kartu yang ditebar.

Ada pula yang langsung memilah 11 kartu membaca apa yang dikatakan kesebelas kartu tersebut.

Namun bisa pula langsung banyak kartu seperti yang dilakukan Ann Sinclair, petarot kelahiran Australia yang sudah menjadi WNI ini.

"Untuk melihat latar belakang klien itu mudah, tetapi untuk mencari solusi atau jalan keluar dari permasalahan klien, hal itu yang sulit,” tutup Leo Rimba.

“Kalau susah memberikan jalan keluar, harus memberikan alternatif-alternatif yang visibel untuk klien.”

Baca Juga: Nikita Mirzani Beri ‘Air Susu Ibu Tajir’ ke Anaknya: Ini Kandungan Gizi ASI yang Bisa Dukung Tumbuh Kembang Bayi

Leo meramal bukan berdasarkan hal yang klenik, tapi berdasarkan hal yang ilmiah.

Dalam meramal, ia menggunakan ilmu psikologi secara rasional, dengan memproyeksikan hari ini untuk masa depan.

Bila hasil proyeksi tersebut jelek, dia akan menyarankan kepada klien untuk merubahnya dengan merubah kebiasaan hidup atau kebiasaan kerja.

Rata-rata orang yang datang ke petarot memiliki pertanyaan pada bisnis, karier, asmara, hingga jodoh.

"Jarang ditanyakan karena mungkin tidak penting dibandingkan dengan uang. Padahal Tarot dasarnya spriritual," ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan lebih Ani Sekarningsih dan Ann Sinclair. Ketiga petarot ini memang merasa perlu untuk membuat kliennya menjadi lebih spiritual.

Tanpa diminta Ann akan menuntun kliennya untuk memahami kehidupan spiritualnya.

Leo merasa perlu meluruskan pengertian hakiki tentang tarot bahwa segala ramalan ataudivinationitu bukanlah tujuan utama dari praktik yang satu ini.

Tujuan utamanya adalah kultivasi watak. Watak yang berubah atau diubahkan.

Tarot adalah suatu sistem psikologi, suatu sistem ilmu jiwa yang tujuannya adalah agar manusia bisa sadar bahwa apa yang dihadapinya saat ini adalah konsekwensi dari apa yang telah diputuskan dan dilakukannya di masa lalu.

Kalau itu diproyeksikan ke masa depan, jadilah ramalan atau divination -- walaupun tidak semua yang diproyeksikan ke masa depan itu harus dijalani.

"Takdir dalam arti bahwa masa depan adalah sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya adalah suatu salah kaprah.”

“Masa depan, untuk sebagian besar, bersifat pilihan. Kita bisa memilih jalan mana yang akan kita ambil. Apabila sesuai dengan tujuan, ambillah.”

“Apabila tidak, tidak ada yang memaksa.”

“Tuhan tidak memaksa kita untuk menjalani sesuatu yang tidak kita inginkan," papar Leo yang sebagian kliennya kaum ekspatriat ini.

Baca Juga: Syahnaz Sadiqah Hamil: 4 Mitos Kehamilan yang Tak Selalu Benar, Salah Satunya Ngidam Tak Harus Selalu Dipenuhi

Untuk satu pertanyaan, klien dipersilakan mengambil satu kartu. Kalau belum puas, petarot akan menyuruh mengambil lagi.

Begitu seterusnya, klien punya kesempatan bertanya hingga kartu habis. Apabila dalam beberapa pertanyaan klien sudah puas, konsultasi pun selesai. Tak soal kartu habis atau tidak.

"Yang paling penting, klien puas," tegas lulusan Master of Bisnis Administration dari Universitas Pennsylavia ini.

Kepuasan klien memang jadi prioritas. Kelima petarot tersebut tidak ingin mempermainkan orang yang tengah punya masalah.

"Saya memberi jawaban apa adanya. Sebisa mungkin orang melihat masalahnya jadi mudah. Jadi ia tidak perlu datang berkali-kali untuk konsultasi masalah yang sama," aku Vincent Liong.

Walau dipercaya sebagai sebuah solusi dan ramalan, jawaban kartu tarot hanya sebuah kecenderungan saja.

Tarot tak dapat memberikan jawaban yang bersifat mutlak. Sebab tarot digunakan bukan untuk meramal, sebagaimana orang mengetahuinya hingga kini.

Yang betul, tarot digunakan untuk membantu kita memahami dan merenungkan suatu permasalahan yang kadang kala tidak dapat diselesaikan secara logis/mengandalkan penalaran.

Dengan perenungan tersebut bertujuan agar seseorang mampu menganalisa permasalahan untuk memperoleh solusi-solusi terbaik.

Leo kurang setuju apa yang diberikan kepada kliennya merupakan sugesti.

"Bagi saya tepatnya pilihan. Semua nilai-nilai positif pada beberapa peluang di masa datang saya beberkan, tinggal yang bersangkutan memilih yang mana.”

“Jadi kalau ia sukses, itu berkat konsekuensi pilihan yang ia pilih sebelumnya.”

“Kalau masih bingung, saya bantu lagi sampai si penanya puas.”

“Intinya, saya arahkan agar penanya fokus pada pilihannya," ujar Leo, lulusan Jurusan Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini.

Artinya pula, jawaban yang ia berikan tidak bersifat mutlak. Semua bisa berubah jika manusia inginmengubahnya.

"Jika yang saya lihat tidak menyenangkan, maka besar kemungkinan gambaran itu tidak terjadi jika klien saya mau mengubah nasibnya lewat usahanya sendiri.”

“Manusia bisa menghindari nasib dan membuat nasib baiknya," terangnya. (Agus Surono)

Baca Juga: Syahrini Ungkap Bahwa Dia Orang Kaya Lama Bukan OKB: Ini Bedanya Orang Kaya Baru dengan Orang Kaya Sejak Dulu

Artikel Terkait