Intisari-Online.com - Kerusuhan yang terjadi 22 Mei 2019 seusai pengumuman akhir rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Presiden 2019 menyisakan banyak kerusakan dan trauma.
Dikutip dari Tribunnews, Polisi menyebut bahwa massa tersebut berasal dari luar daerah.
"Massa tersebut berasal dari luar daerah, Kami tegaskan bukan FPI, justry kami dibantu ulama FPI," Jelas Kombes Pol Hengki Riyadi.
Menurut keterangan, aksi kerusuhan dipicu dari aksi lempar batu di kawasan tersebut, terhadap aparat kepolisian yang sedang melakukan patroli.
Baca Juga: Harganya Tembus Rp400 Juta, Inilah Alasan Mengapa Orang Kaya Memelihara Cheetah
"Jadi awalnya ada sekelompok massa melempari kendaraan patroli polisi, (ini) perta," kata Hengki didampingi panglima FPI, Jakarta Habib Muchsin.
Tak hanya itu, kini kepolisian telah berhasil mengungkap sekelompok orang yang menunggangi aksi unjuk rasa menolak hasil Pilpres 2019 itu.
Dilansir dari Kompas.com, enam orang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Kepolisian juga telah menyita empat senjata api ilegal sebagai barang bukti yang digunakan untuk membunuh empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR