Advertorial

Mulianya Hati Nelayan Muslim yang Rutin Memberi Makan Anjing-anjing Terlantar di 'Pulau Anjing'

Tatik Ariyani

Editor

Seorang nelayan muslim bersama temannya terketuk hatinya untuk memberi makanan kepada anjing-anjing terlantar di 'Pulau Anjing'
Seorang nelayan muslim bersama temannya terketuk hatinya untuk memberi makanan kepada anjing-anjing terlantar di 'Pulau Anjing'

Intisari-Online.com - Di tengah maraknya pelenyapanhewan-hewan yang dianggap liar seperti anjing dan kucingkarena dianggap sebagai pengganggu, untungnya masih banyak orang yang peduli terhadap hewan-hewan tersebut.

Orang-orang itu dengan hati yang tulus memberi hewan-hewan tersebut makanan dan merawat mereka meski kadang kondisinya masih serba kekurangan, seperti yang dilakukan satu pria berikut.

Puluhananjingtua segera berlari ke pinggir pantai saat mereka melihat perahu kayu kecil yang akan berlabuh.

Mereka tahu apa yang dibawa paranelayan dalam kapal: makanan dan minuman.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Sebaiknya Anda Tidak Minum Teh Ketika Sedang Sahur

Perahu yang digerakkan oleh mesin jip tua tersebut, berhenti ketika air laut masih setinggi pinggang.

Duanelayanmelompat dari sana dananjing-anjing menggonggong untuk menyambut mereka.

“Pulauanjing” diKarachi, yang dikenal dengan nama Dingy atau Buddo, merupakan rumah bagi puluhananjingterlantar.

Rendahnya pemahaman akan hak-hak binatang dan adanya sentimen terhadap anjing di negara Muslim tersebut menyebabkan pemusnahan brutal.

Baca Juga: Bukan dari Bung Karno, Ternyata dari Sinilah Istilah 'Jas Merah' Berasal

Setiap tahunnya, banyak mayat anjing yang menumpuk di jalanan - membusuk di udara panas sebelum buldozer mengangkat dan membuang mereka.

Meskipun kekurangan makanan dan minuman bersih, namun setidaknya, anjing-anjing tersebut merasa aman di pulau tersebut - mereka terhindar dari “pemusnahan massal".

Kelangsungan hidup anjing-anjing ini sepenuhnya bergantung pada pasokan makanan yang dibawa oleh nelayan Karachi saat mereka menyebarkan jaring di pantai.

Baca Juga: Rano Karno dan Dorce Harus Jauhi Santan Usai Operasi, Yuk Simak Fakta Kesehatan Santan, Benarkah Sangat Berbahaya?

“Kami sering melihat hewan-hewan ini menunggu di tepi pantai dan berharap mendapat makanan. Kami merasakan ‘panggilan’ mereka,” kata Abdul Aziz, nelayan Pakistan berusia 30 tahun, sesaat setelah memberi panekuk dan air kepada anjing-anjing di Dingy.

Tidak jelas siapa yang pertama kali membawa anjing-anjing ke pulau tersebut.

Namun, para nelayan yakin, mereka dibawa oleh para penduduk desa ke sana untuk menyelamatkannya dari pembunuhan.

Di pulau Dingy,anjing-anjingmelompat di sekitar Aziz dan rekannya, Mohammad Dada.

Baca Juga: Video Mengerikan Ini Ungkap Bagaimana Mayat para Budak Nafsu Dibuang Secara Keji oleh Tentara Jepang saat PD II

Mereka berdiri dengan kaki belakang, lalu mengelilingi keduanelayanitu untuk memperebutkan makanan dan air.

Anakanjingsering dikalahkan oleh yang lebih tua dan besar. Namun,nelayan baik hati ini memastikan mereka tetap mendapat makanan – tanpa terkecuali.

“Manusia tidak akan ada artinya tanpa belas kasih,” ujar Aziz sambil memandang pulauanjingyang dipenuhi dengan sampah plastik.

“Manusia mengalami lapar dan haus, begitu pun dengananjing-anjingini. Mereka merasakan hal yang sama,” pungkasnya.

(Gita Laras Widyaningrum)

Artikel ini pernah tayang dinationalgeographic.grid.id dengan judul "Kisah Nelayan Muslim Pakistan Memberi Makan Anjing-anjing Terlantar"

Artikel Terkait