Ini adalah kondisi psikologis atau gangguan makan di mana, terutama wanita, melaparkan diri sehingga terlihat kurus.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Psychoneuroendocrinology, pasokan oksitosin intranasal dalam tubuh dapat membuat orang dengan anoreksia nervosa berperilaku seperti orang sehat. Sehingga membantu mereka kurang fokus pada berat dan jenis makanan mereka.
Mengurangi xenophobia
Takut pada yang tidak dikenal adalah apa yang disebut sebagai xenophobia.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences, oksitosin, dapat membantu melawan efek xenophobia.
Itu dapat menciptakan perasaan tidak mementingkan diri sendiri dan kebaikan untuk orang lain.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa orang xenophobia lebih mungkin menawarkan bantuan keuangan kepada para pengungsi ketika mereka memiliki kadar hormon oksitosin yang tinggi.
Meningkatkan pencernaan
Baca Juga : 7 Manfaat Luar Biasa Jika Sering Berjalan Tanpa Alas Kaki: Bisa Melancarkan Hormon, Lho!
Pentingnya oksitosin dalam saluran pencernaan Anda sebanyak yang ada di otak Anda.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Drug Target Insights, oksitosin memainkan peran penting dalam proses pencernaan Anda yang mencakup motilitas lambung (kontraksi otot polos lambung) dan emptyping lambung (waktu yang diambil oleh makanan untuk mengosongkan perut dan masuk ke usus kecil).
Bila tidak ada hormon ini, maka proses pencernaan Anda akan menjadi lambat yang menyebabkan dismotilitas lambung (suatu kondisi di mana esofagus dan otot-otot usus tidak bekerja sebagaimana mestinya).
Penelitian lain yang muncul dalam Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition telah mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat oksitosin pada anak-anak terkait dengan penyakit radang usus.
Baca Juga : Berdasarkan Penelitian, CLBK Disebabkan oleh Hormon, Duh!
Melindungi jantung
Dikenal sebagai hormon kardioprotektif, oksitosin menurunkan tekanan darah Anda dengan melebarkan pembuluh darah Anda, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Medis dan Biologi Brasil.
Ini juga mendorong keluarnya radikula dan peradangan di arteri yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR