Dalam perjalanannya, Tarrant berkunjung ke Eropa, Asia Tenggara, dan Asia Timur.
Dia bahkan sempat berkunjung ke Korea Utara, di mana dia berfoto bersama kelompok wisata di Monumen Samjiyon.
Tarrant kemudian tinggal di kota Dunedin, 350 kilometer dari Christchurch, sejak 2017.
Para tetangga menggambarkan Tarrant sebagai sosok pendiam tetapi gemar bercerita soal perjalanannya.
Baca Juga : Terobsesi Tokoh Sejarah, Ini Isi Lengkap Simbol dan Makna Teks pada Senjata Teroris di Selandia Baru
Tarrant juga dikonfirmasi sebagai anggota klub menembak Bruce Rifle Club di kota Milburn.
Wakil presiden klub Scott Williams mengatakan, Tarrant menggunakan senapan semi-otomatis AR-15 dan senapan berburu saat berlatih di klub itu.
Dalam melakukan aksi kejinya Tarrant menggunakan lima pucuk senjata. Dua senjata semiotomatis dan dua shotgun.
Tarrant, seperti diakui PM Jacinda Ardern, adalah pemilik sah lisensi kepemilikan senjata api.
"Saya mendapat informasi dia mendapatkan lisensinya pada November 2017," ujar PM Ardern.
Pria yang memproklamirkan diri sebagai rasialis itu menyerang dua masjid di Selandia Baru tepat saat ibadah shalat Jumat berlangsung.
Dia membunuh 49 orang dengan menggunakan senjata yang dilapisi grafiti supremasi kulit putih sambil mendengarkan lagu yang memuji penjahat perang Serbia, Radivan Karadzic.
Seluruh rincian ini menegaskan adanya sebuah keyakinan keliru yang menjadi motivasi pembantaian paling berdarah di Selandia Baru itu. (Ervan Hardoko/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Selandia Baru Menjadi Target Serangan Teror?"
Source | : | kompas |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR